(Source: telegraph.co.uk) |
(PERANG DUNIA XXX) --- PARIS// Menteri
Pertahanan Jean-Yves Le Drian hari Ahad (17/3) mengatakan seorang tentara Perancis
tewas di basis pertahanan kelompok
pejuang Islam di pegunungan Ifoghas, Mali Utara, tanpa menyebutkan waktu
terjadinya.
Menurut laporan sumber media Malaysia The Star mengatakan tentara berusia 24 tahun berpangkat kopral itu
menjadi tentara Perancis kelima yang tewas sejak Paris melancarkan serangan
militer dua bulan lalu. Sebuah ledakan
bom pinggir jalan menghantam kendaraan patroli
Perancis saat memburu kelompok pejuang Islam Mali.
Tiga prajurit lainnya terluka ketika kendaraan mereka
terkena ledakan.
Sementara itu, sebuah konferensi internasional yang dipimpin
oleh Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika di Nouakchott membahas situasi di
Mali Utara dan wilayah yang lebih luas. Dinyatakan bahwa upaya awal oleh
kekuatan regional The African-led International Support Mission to Mali
(AFISMA) untuk menstabilkan wilayah tersebut harus dikonsolidasikan.
5 tentara Perancis yang tews di Mali (Source: straitstimes.com) |
Dengan pimpinan pasukan khusus Perancis dan persenjataan
udara, serangan Perancis hanya butuh beberapa hari untuk merebut kembali
kota-kota utama di bagian utara Mali, yang dikendalikan oleh kelompok Islam
afiliasi Al Qaedah dan sekutu-sekutunya sejak musim semi lalu.
Namun sebagian besar pejuang Islam bergerak ke utara dan
melawan dari benteng terpencil mereka di gunung. Perancis telah mengakui bahwa
agresi mereka memasuki fase paling berbahaya sejak keterlibatannya.
Itu menjadi tanda konflik masih jauh dari selesai. Lima rudal meledak beberapa
kilometer di luar kota utara utama Gao Sabtu malam, meskipun tidak ada korban.
Presiden Perancis Francois Hollande telah berencana menarik
kehadiran militernya pada awal April dan mulai menyerahkan tanggung jawab
kepada tentara Mali dan pasukan stabilisasi Afrika.
Pasukan AFISMA yang terdiri dari Negara Kelompok Ekonomi Afrika
Barat (ECOWAS) terlambat dikerahkan
serta membutuhkan pendanaan dan
pelatihan.
Menurut sebuah survei yang dilakukan badan amal setempat,
sekitar 6.000 orang yang melarikan diri dari Gao baru saja kembali ke rumah
mereka.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia Ertharin Cousin,
Ahad (17/3), memperingatkan tentang krisis kemanusiaan di Mali.
Pada kunjungannya ke Mali, Cousin menyerukan kerja keras dan
upaya untuk membantu kembalinya pengungsi ke rumah mereka. Ia mengatakan masih
ada pekerjaan yang harus dilakukan.
Sementara pertemuan para menteri negara Uni Afrika di ibukota Mauritania yang
juga dihadiri oleh perwakilan negara-negara Uni Eropa dan PBB, memfokuskan
pembicaraan tentang “memfasilitasi realisasi mandat AFISMA” di Mali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar