(PERANG DUNIA XXX) --- Paris// Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Perancis Philippe Lalliot di Paris, Rabu (20/3), mengatakan para pejabat Perancis sedang berusaha menyelidiki
kebenaran laporan yang menyebutkan Al-Qaedah telah mengeksekusi seorang sandera
Perancis.
“Para pejabat sedang berusaha untuk
memverifikasi laporan tersebut, kami sedang memeriksa," kata Lalliot
kepada kantor berita AFP, All Africa.com
melaporkan.
Sebuah web berita swasta ANI di Mauritania telah melaporkan bahwa seorang sandera Perancis telah dieksekusi
oleh Al-Qaedah Maghrib Islam
(AQIM) sebagai pembalasan atas intervensi
Perancis di Mali.
ANI melaporkan, Selasa (19/3), seorang pria yang mengaku bernama al Qairawani
telah mengklaim pembunuhan atas nama Al Qaeda di
Maghreb.
Pembicaraan via telepon itu menyatakan bahwa warga Perancis yang disandera, Philippe Verdon telah dieksekusi sebagai pembalasan atas intervensi Perancis melawan pejuang Islam di Mali.
Pembicaraan via telepon itu menyatakan bahwa warga Perancis yang disandera, Philippe Verdon telah dieksekusi sebagai pembalasan atas intervensi Perancis melawan pejuang Islam di Mali.
Al Qairawani menggambarkan Verdon sebagai
mata-mata Perancis. Dia menambahkan bahwa Presiden Prancis Francois Hollande bertanggungjawab
atas semua sandera Perancis
yang tersisa.
Al Jazeera menyebutkan sebanyak 15 warga Perancis, termasuk Verdon, diyakini ditahan di Afrika Barat di bawah tanggungjawab AQIM.
Verdon dan warga Perancis lainnya, Serge Lazarevic, diculik dari kamar hotel mereka di Hombori, timur laut Mali, pada 24 November, 2011. Keluarga kedua pria itu mengatakan mereka dalam perjalanan bisnis saat itu, keduanya bukan mata-mata atau tentara bayaran.
Agustus tahun
lalu Verdon muncul dalam video yang dirilis oleh AQIM, menunjukkankan kondisi
sandera.
Keluarga sandera beberapa pekan terakhir telah mengungkapkan kekhawatirannya tentang para sandera akibat tindakan militer Perancis di Mali.
"Kami berada dalam kabut total dan tidak mungkin hidup dengan cara ini. Kami tidak memiliki informasi," kata ayah Verdon, Jean-Pierre Verdon kepada radio RTL.
Perancis telah menolak membayar uang tebusan kepada penculik. Verdon senior mengatakan bahwa keluarganya tidak punya hak suara.
Keluarga sandera beberapa pekan terakhir telah mengungkapkan kekhawatirannya tentang para sandera akibat tindakan militer Perancis di Mali.
"Kami berada dalam kabut total dan tidak mungkin hidup dengan cara ini. Kami tidak memiliki informasi," kata ayah Verdon, Jean-Pierre Verdon kepada radio RTL.
Perancis telah menolak membayar uang tebusan kepada penculik. Verdon senior mengatakan bahwa keluarganya tidak punya hak suara.
"Itu
keputusan negara," katanya.
Januari, Perancis meluncurkan serangan ke Mali untuk mengusir kelompok pejuang Islam yang telah mengambil alih bagian utara negara itu. Sejak anggota AQIM, Moktar Belmoktar dilaporkan tewas, para pemimpin AQIM bersumpah akan membalas.
Januari, Perancis meluncurkan serangan ke Mali untuk mengusir kelompok pejuang Islam yang telah mengambil alih bagian utara negara itu. Sejak anggota AQIM, Moktar Belmoktar dilaporkan tewas, para pemimpin AQIM bersumpah akan membalas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar