Jakarta, 3 Rabiul
Awal 1434/15 Januari 2013 (PERANG DUNIA XXX) – Advokasi sekaligus Juru Bicara
Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengatakan kepada wartawan Miraj News Agency
di Jakarta (13/1) bahwa persentase jumlah media yang benar-benar membela
Muslimin sekitar nol koma sekian.
“Berbicara
tentang persentase jumlah media yang benar-benar membela Muslimin, hanya nol
koma sekian,” kata Munarman, mantan Ketua Komisi Orang Hilang dan Korban
Kekerasan (Kontras), Ahad sore.
Menurut pria berdarah Palembang itu, mayoritas media
besar menyudutkan Islam. Adapun media yang membela Islam adalah media-media
kecil yang dikeluarkan oleh kelompok Islam itu sendiri.
“Seperti Mujahidin
punya media, mereka membuat media sendiri yang bersifat jaringan internet.
Sangat sulit bertanding dengan media besar, karena semuanya sudah dikuasai oleh
mereka (yang tidak suka dengan Islam),” kata pria yang juga mantan Ketua
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) periode 2002-2006.
Munarman memberi
contoh kasus pemberitaan antara terduga teroris dengan sparatis (pemberontak) Papua
Merdeka. Serangan sparatis yang menewaskan beberapa personil polisi, bahkan menembak
mati seorang Kapolsek dan rombongan Kapolda Papua, hanya diberitakan dua hari
oleh media.
“Namun berbeda
ketika ada serangan terhadap pos polisi di Solo, beritanya sampai satu bulan,”
kritik Munarwan yang pernah menjabat Panglima Komando Laskar Islam FPI.
Munarman juga
menyinggung tentang tidak pernahnya media mengutip statemen dari Tim Pembela
Muslim sehingga informasi kebenaran tentang orang yang diduga teroris tertutupi.
“Statemen yang
dikeluarkan TPM tidak diambil sebagai suatu pernyataan yang layak kutip.
Problemnya adalah pilihan orang memilih nara sumber,” tambah pria yang vokal
menentang Amerika itu.
Direktur Islamic Human Rights Comission (IHRC), Massoud Shadjareh mengatakan banyak kasus teroris yang dilakukan oleh
orang non Muslim, tapi tidak pernah diungkap oleh media.
“Di Eropa, setiap
tahun dari kasus terorisme ada satu atau dua yang dilakukan oleh Muslim, tapi
banyak kasus yang dilakukan orang lain (non Muslim), tapi tidak pernah diungkap
media,” kata Shadjareh saat berkunjung ke Indonesia.
Di Amerika,
Shadjareh menambahkan, Muslim hanya 6%, Yahudi 7%, sisanya agama lain. Tapi itu
tampak berbeda di dalam media. (Abu Dzakir).
(Hasil Wawancara dengan Munarman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar