Minggu, 13 Januari 2013

JOSERIZAL (MER-C): ISLAM JADI SASARAN TEMBAK ZIONIS



Jakarta, 2 Rabiul Awal 1434/14 Januari 2013 (PERANG DUNIA XXX) – Pendiri sekaligus Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Joserizal Jurnalis mengatakan dalam seminar di Graha Sucofindo, Jakarta (13/1), Islam menjadi sasaran tembak zionis.


“Ideologi yang paling ditakuti di dunia ini adalah Islam sehingga Islam jadi sasaran tembak. Siapa yang menembak? Menurut pengalaman saya adalah Zionis,” kata Jose (sapaan akrab Joserizal), dokter spesialis bedah umum.

Pria yang sudah melakukan misi kemanusiaan di berbagai wilayah konflik perang itu menghimbau masyarakat Islam agar lebih teliti dalam menyikapi suatu permasalahan sensitif.
“Jika ada konflik, kita harus mengurai mencari siapa yang bermain. Kita kecilkan perbedaan dan perbesar persamaan. Perbedaan masalah fikih dan mazhab selesaikan dalam majelis kajian,” kata Jose yang selalu mengontrol  perkembangan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dari Indonesia.

Sementara itu, Jubir Front Pembela Islam (FPI), Munarman membenarkan pernyataan sang dokter, bahwa masalah furu (perbedaan kecil) jangan dipersoalkan. Perbedaan paham harus diselesaikan di dalam majelis.

Advokat dan mantan Ketua Kontras dan YLBHI itu juga mengungkapkan, “Daftar PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang saya miliki tentang  teroris menunjukkan semuanya adalah kelompok-kelompok Islam dan individual Islam yang aktif dalam dakwah dan perjuangan.”

Munarman juga mengatakan ada bias yang sangat luar biasa pelanggaran yang terjadi terhadap umat Islam dunia.
   
“Sejak 2001, di Guantanamo banyak tahanan Muslim yang tanpa proses dipenjara sampai sekarang. Dan di Indonesia, sudah ada 60-an  orang yang baru terduga ditembak tanpa proses,” ungkap Munarman yang  terus berjuang dalam membela orang-orang Islam yang menurutnya semena-mena dituduh sebagai teroris.

Di hari yang sama, Direktur Islamic Human Rights Comission (IHRC) Massoud Shadjareh mengungkapkan, “Di Amerika hanya ada 6% Muslim, 7% Yahudi dan sisanya yang lain. Jika ada kerusuhan, langsung menuduh kelompok Islam.”

Wartawan senior investigasi Tempo, Ahmad Taufiq juga mengatakan, “Selama Qur’annya masih satu, Tuhannya masih satu, kita jangan dipecah belah.” (Abu Dzakir)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar