Sabtu, 22 Desember 2012

PEMBERONTAK PAPUA DIDUKUNG 111 NEGARA ASING


Jakarta, 10 Safar 1434/22 Desember 2012 (PERANG DUNIA XXX) – M. Yusuf Sembiring, Direktur Kontra Terorisme dan Separatis Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), mengungkapkan sebuah data yang berisi pengakuan Menteri Luar Negeri Republik Federal Papua Barat, Jacob Rumbiak bahwa ada 111 negara asing yang mendukung pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).


Data itu Yusuf ungkap dalam acara kajian “Bahaya Separatisme Papua Bagi NKRI” di masjid Baiturrahman, Sabtu, Tebet Jakarta Selatan. Data itu menunjukkan OPM sudah membentuk Tujuh Komando Wilayah di Papua.

Beberapa nama besar  dari 111 negara asing di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada, dan Jepang.

Yusuf yang juga Koordinator Hukum HAM dan Lingkungan Hidup itu mengatakan, “Uskup Jacob Rumbiak  dengan sesumbar mengatakan mereka bisa merdeka dan berdaulat paling lambat dua tahun lagi.”

Menjawab pertanyaan wartawan Miraj News Agency (MINA), Yusuf mengatakan bahwa sejauh ini perwakilan-perwakilan Islam di parlemen sudah berusaha menyelidiki keterlibatan asing dalam upaya pemberontakan OPM yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Dengan tegas pria yang pernah menangani kasus Jibril (putera Abu Jibril) itu mengatakan bahwa OPM adalah gerakan makar yang harus diberantas. Menurutnya, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman meyakini ada peranan asing di Papua.

“Perusahaan-perusahaan asing di Papua sudah sangat banyak. Dan peranan perusahaan-perusahaan asing  dapat dikatakan sudah sangat parah. Inggris adalah negara yang minta giliran di sisi lain di Papua,” tambah Yusuf. 

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam KH Muhammad Khaththath mengatakan bahwa mencegah Papua memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kewajiban umat Islam.

“Papua adalah bagian NKRI, NKRI adalah negeri Muslim. Maka adalah kewajiban umat Islam untuk mempertahankan Papua. Yang lebih dulu masuk ke Papua adalah Islam. Dalam sejarah, Papua masuk ke dalam Kerajaan Tidore,” kata Al Khaththath. (Abu Dzakir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar