Jakarta, 25 Muharram 1434/09 Desember 2012 (PERANG DUNIA XXX) – Komandan Nasaka
(pasukan keamanan perbatasan Burma) memerintahkan untuk menghentikan
kegiatan pendidikan dasar bahasa Arab untuk anak anak Muslim Rohingya.
Dia mengklaim aktivitas itu tanpa sepengetahuan otoritas yang
bersangkutan.
Perintah itu disampaikan Komandan
Nasaka saat para pemimpin Desa Muslim Rohingya dari wilayah Nasaka No.7,
Maungdaw selatan diminta berkumpul di kantor komandan lokal Nasaka
pada Kamis (06/12) lalu.
Tokoh masyarakat setempat mengatakan,
upaya untuk menghentikan kegiatan pendidikan dasar bahasa Arab di
desa-desa merupakan bentuk lain dari perampasan hak Muslim Rohingya.
“Kami telah mengajari anak-anak sejak lama,“ kata seorang tokoh Muslim Rohingya itu yang dikutip http://kaladanpressblog.com yang diterima Mi’raj News News Agency (MINA) di sini Ahad pagi (09/12).
Para ustadz (guru agama) mengajari
anak-anak Muslim Rohingya dengan pendidikan dasar bahasa Arab di dalam
masjid atau Moktobs (sekolah kecil).
Taktik Penangkapan Penduduk Muslim Rohinya
Selain memerintahkan untuk menghentikan
kegiatan pendidikan dasar bahasa Arab, Komandan Nasaka itu memanggil
pemimpin desa Muslim Rohingya untuk memenemptakan petugas jaga malam di
kamp penjaga yang berada di desa-desa tersebut.
"Kami dipanggil karena kami harus
menempatkan petugas jaga malam di desa-desa demi keamanan," kata
seorang pemimpin desa dari desa Aley Than Kyaw.
“Dalam pertemuan tersebut, komandan Nasaka membahas berbagai masalah
dengan para pemimpin desa mengenai situasi yang terjadi baru-baru ini di
negeri Arakan itu,” kata seorang prajurit Nasaka.
"Setiap desa harus ada perwakilan untuk
menjadi petugas jaga pada malam hari. Jika ada yang tidak mematuhi
perintah tersebut, maka dia akan dihukum sesuai dengan hukum yang
berlaku," kata komandan Nasaka itu.
Pemimpin Desa Gonzondia, Biala, bertanya
kepada komandan Nasaka, "Tidak ada pemuda di desa kami sekarang, mereka
meninggalkan Arakan karena takut atas penangkapan dan pelecehan
sewenang-wenang oleh pihak yang berwenang (Nasaka). Sebagian besar,
orang yang sudah tua renta yang tinggal di desa-desa. Bagaimana mereka
akan menjadi petugas jaga malam di musim dingin ?"
Komandan Nasaka menjawab, "Saya tidak
mau tahu, saya butuh petugas jaga di desa pada malam hari. Itu adalah
perintah saya."
Seorang tokoh setempat mengatakan, "Kami
sangat takut untuk menjadi petugas jaga pada malam hari. Kami akan
ditangkap oleh pasukan keamanan atas tuduhan palsu dan direkayasa. Hal
ini menjadi sangat sulit bagi masyarakat Muslim Rohingya saat ini. "
“Hal itu merupakan taktik untuk menangkap
penduduk desa atau untuk menangkap mereka setelah memberikan tuduhan
palsu saat penduduk desa hadir di kamp-kamp penjaga,” kata seorang
pengusaha dari wilayah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar