(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Mantan
Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mengatakan polisi bertugas
seharusnya tidak menggunakan senjata, Rabu (24/4), Jakarta Selatan.
“Sejak reformasi, polisi adalah
sipil dan TNI adalah militer. TNI harus dengan senjata, sedangkan polisi
bertugas seharusnya tidak dengan senjata,” kata Endriartono dalam acara diskusi
publik bertema: Hubungan Sipil-Militer 15 Tahun Reformasi di Tebet.
Kepada wartawan Mi’raj News Agency
(MINA) Panglima TNI di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati itu
mengatakan bahwa banyak pelaku terduga teroris yang mati ditembak.
“Seharusnya ditangkap hidup-hidup
untuk menangkap yang lainnya,” katanya.
Menurut pria kelahiran Purworejo Jawa
Tengah itu, polisi sudah dikuatkan oleh hukum, jadi tidak memerlukan senjata
dalam bertugas di jalanan. Senjata bagi polisi hanya diperuntukkan untuk
membela diri.
Seiring reformasi, militer
meninggalkan DPR yang berarti meninggalkan politik. Pemerintahan negara beralih
di kuasai oleh sipil melalui demokrasi.
Salim Said, profesor dan pengamat
militer mengatakan diskusi yang diadakan oleh Institut Peradaban tersebut dilatari oleh kasus penyerbuan Lapas
Cebongan di Sleman yang melibatkan oknum militer Kopassus.
Endriartono mengatakan bahwa kasus
Cebongan dan penyerangan kantor polres Oku
menunjukkan TNI adalah pihak yang cepat tersinggung.
“Ini terjadi karena TNI merasa di
marjinalisasikan,” kata Endriartono.
Menurut mantan Komandan Paspampres
di era Presiden Soeharto itu, sifat cepat tersinggungnya militer disebabkan
kebijakan pemerintah sipil yang merugikan militer. TNI dituntut melepaskan
semua bisnisnya, tapi APBN tidak juga memberikan anggaran yang mencukupi.
“Sekian puluh tahun prajurit TNI
terlantar ekonominya, tidak pernah diberikan Alutsista (Alat Utama Sistem
Senjata) dan hak-haknya sebagai garda terdepan pembela negara,” tambahnya.
Sementara Salim mengatakan ada
keresahan di lembaga kemiliteran tentang pemerintahan sipil yang sedang
dipraktekkan sekarang ini.
“Saya merasakan sikap kritis militer
terhadap sipil di lembaga, suatu tanda tentara mulai resah dengan kinerja
pemerintahan sipil,” kata Salim yang merupakan mantan Dubes RI untuk Republik
Ceko.
(Berita liputan dan wawancara dengan
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar