(PERANG DUNIA
XXX) --- Bangui, Republik Afrika Tengah// Michel Djotodia, pemimpin gerakan perlawanan koalisi
Seleka, terpilih sebagai presiden sementara Republik Afrika
Tengah, Sabtu (13/4), Humanitarian News melaporkan yang dipantau Mi’raj News
Agency (MINA).
Djotodia, telah memproklamirkan dirinya sebagai presiden setelah pasukannya mengambil alih Bangui dari presiden sebelumnya Francois Bozize pada 24 Maret. Dia adalah satu-satunya calon dalam pemilihan setelah diadakan voting selama sidang pembukaan pertama Dewan Transisi Nasional.
Presiden Sementara akan memerintah tidak lebih dari 18 bulan, selama itu dewan transisi beranggotakan 105 orang akan bertindak sebagai majelis konstituante.
Dewan ini terdiri dari pejabat Seleka, anggota pemerintahan yang digulingkan serta perwakilan masyarakat sipil.
Seorang diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya berbicara kepada wartawan sumber Humanitarian News, menggambarkan pemilu sebagai langkah yang diperlukan "untuk memberikan legitimasi" aturan yang diterapkan Djotodia.
Sepekan sebelumnya, Ahad (7/4), Djotodia mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri jika tidak dipilih oleh dewan yang diciptakan untuk memilih presiden sementara, Al Jazeera melaporkan.
Komentar Djotodia itu diucapkan
sehari setelah ia mengeluarkan perintah presiden mendirikan sebuah dewan
untuk memimpin pemerintahan transisi sampai pemilu dapat diselenggarakan dalam
waktu 18 bulan.
Waktu pemilu
Menteri Komunikasi Christophe
Gazambetty mengatakan pengaturan pemilu baru bisa memakan waktu hingga dua
tahun.
"Kami memiliki masalah keamanan
yang harus diselesaikan, ditambah orang-orang yang membutuhkan rumah sakit,
sekolah dan air. Itu dasar minimum. Demokrasi bukan hanya tentang pergi ke
kotak suara," katanya kepada Al Jazeera.
Menurut laporan PBB, pelayanan dasar
seperti air dan listrik telah terputus, sementara hanya ada dua rumah sakit
yang bisa berfungsi di Bangui, menciptakan krisis kemanusiaan.
Tapi Djotodia mengatakan bahwa angka PBB itu tidak benar dan
menyesatkan.
Negara ini telah dilanda serangkaian
kudeta dan perlawanan sejak kemerdekaannya dari Perancis tahun 1960.
Negara ini kaya dengan berlian, emas
dan uranium. Namun ketidakstabilan yang kronis dan kurangnya infrastruktur
membuat banyak investor asing bekerja di negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar