Minggu, 14 April 2013

DEWAN PILIH DJOTODIA MENJADI PRESIDEN SEMENTARA AFRIKA TENGAH



Para Pemimpin Afrika Tak Mengakui Pemimpin Kudeta Sebagai Presiden

(PERANG DUNIA XXX) --- Bangui, Republik Afrika Tengah// Michel Djotodia, pemimpin  gerakan perlawanan koalisi Seleka, terpilih sebagai presiden sementara Republik Afrika Tengah, Sabtu (13/4), Humanitarian News melaporkan yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA).

Djotodia, telah memproklamirkan dirinya sebagai presiden setelah pasukannya mengambil alih Bangui dari presiden sebelumnya Francois Bozize pada 24 Maret. Dia adalah satu-satunya calon dalam pemilihan setelah diadakan voting selama sidang pembukaan pertama Dewan Transisi Nasional.

Presiden Sementara akan memerintah tidak lebih dari 18 bulan, selama itu dewan transisi beranggotakan 105 orang akan bertindak sebagai majelis konstituante.

Dewan ini terdiri dari pejabat Seleka, anggota pemerintahan yang digulingkan serta perwakilan masyarakat sipil.

Seorang diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya berbicara kepada wartawan sumber  Humanitarian News, menggambarkan pemilu sebagai langkah yang diperlukan "untuk memberikan legitimasi" aturan yang diterapkan Djotodia.

Sepekan sebelumnya, Ahad (7/4), Djotodia mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri jika tidak dipilih oleh dewan yang diciptakan untuk memilih presiden sementara, Al Jazeera melaporkan.

Komentar Djotodia itu  diucapkan  sehari setelah ia mengeluarkan perintah presiden mendirikan sebuah dewan untuk memimpin pemerintahan transisi sampai pemilu dapat diselenggarakan dalam waktu 18 bulan.

Waktu pemilu

Menteri Komunikasi Christophe Gazambetty mengatakan pengaturan pemilu baru bisa memakan waktu hingga dua tahun.

"Kami memiliki masalah keamanan yang harus diselesaikan, ditambah orang-orang yang membutuhkan rumah sakit, sekolah dan air. Itu dasar minimum. Demokrasi bukan hanya tentang pergi ke kotak suara," katanya kepada Al Jazeera.

Menurut laporan PBB, pelayanan dasar seperti air dan listrik telah terputus, sementara hanya ada dua rumah sakit yang bisa berfungsi di Bangui, menciptakan krisis kemanusiaan.

Tapi Djotodia mengatakan  bahwa angka PBB itu tidak benar dan menyesatkan.

Negara ini telah dilanda serangkaian kudeta dan perlawanan sejak kemerdekaannya dari Perancis tahun 1960.

Negara ini kaya dengan berlian, emas dan uranium. Namun ketidakstabilan yang kronis dan kurangnya infrastruktur membuat banyak investor asing bekerja di negara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar