Sumber: MINA
Oleh : Abu Dzakir
(PERANG DUNIA XXX) --- Khartoum// Uni Afrika (AU) mengatakan pasukan Sudan
dan Sudan Selatan telah ditarik dari daerah perbatasan yang mereka sengketakan sebagai
langkah damai pertama untuk membangun zona
perbatasan demiliterisasi, Rabu (20/3).
Pernyataan tersebut dikeluarkan AU dalam situs resminya setelah menteri pertahanan kedua negara bertemu di Addis Ababa, ibukota Ethiopia menyusul bentrokan yang terjadi bulan lalu.
Pernyataan tersebut dikeluarkan AU dalam situs resminya setelah menteri pertahanan kedua negara bertemu di Addis Ababa, ibukota Ethiopia menyusul bentrokan yang terjadi bulan lalu.
"Kedua
belah pihak telah bertemu terkait
kewajibannya dengan penarikan mundur dari perbatasan mereka," kata AU, sebagaimana
yang dilansir media Modern Ghana yang dikutip dari Agence France-Presse (AFP).
Konfirmasi AU muncul setelah Menteri Pertahanan Sudan Abdelrahim Mohammed Hussein mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak telah menarik pasukannya kembali, dan tim peninjau pertama sudah siap untuk memantau zona penyangga antara kedua negara.
Langkah ini bertujuan
mengekang dukungan terhadap gerilyawan lintas perbatasan. Namun para pengamat
mengatakan kedua negara akan menghadapi tantangan besar secara efektif menerapkan
zona sepanjang perbatasan mereka.
Jenderal Yohannes Tesfamariam, komandan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjadi pengamat dan penanggungjawab bagi tim pemantau, penyebut pertemuan Addis Ababa adalah kemajuan.
Kepala Komisi AU Nkosazana Dlamini-Zuma memuji upaya kedua pihak.
Jenderal Yohannes Tesfamariam, komandan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjadi pengamat dan penanggungjawab bagi tim pemantau, penyebut pertemuan Addis Ababa adalah kemajuan.
Kepala Komisi AU Nkosazana Dlamini-Zuma memuji upaya kedua pihak.
“Kedua pihak
memberikan upaya luar biasa memenuhi batas waktu yang sangat ketat untuk operasionalisasi
Zona Aman Perbatasan Demiliterisasi (SDBZ)," katanya.
"Mekanisme yang kita sepakati telah mulai bekerja," kata Hussein kepada wartawan sekembalinya dari Addis Ababa, Rabu.
Hussein juga mengatakan untuk pertama kali negaranya siap terlibat dalam pembicaraan dengan pemberontak yang berjuang hampir dua tahun di negara bagian Kordofan Selatan dan Blue Nile.
"Mekanisme yang kita sepakati telah mulai bekerja," kata Hussein kepada wartawan sekembalinya dari Addis Ababa, Rabu.
Hussein juga mengatakan untuk pertama kali negaranya siap terlibat dalam pembicaraan dengan pemberontak yang berjuang hampir dua tahun di negara bagian Kordofan Selatan dan Blue Nile.
“Tim monitor Sudan
sejak Selasa (19/3) berada di ibukota Kordofan
Selatan, Kadugli yang berfungsi sebagai markas sementara tim monitoring,” kata
Hussein.
Monitor bertujuan memverifikasi penarikan pasukan Sudan dan Sudan Selatan dari zona penyangga, 10 kilometer (6,2 mil) di setiap sisi garis perbatasan 1956.
Monitor bertujuan memverifikasi penarikan pasukan Sudan dan Sudan Selatan dari zona penyangga, 10 kilometer (6,2 mil) di setiap sisi garis perbatasan 1956.
Salah satu poin kesepakatan adalah Khartoum meminta jaminan bahwa Sudan Selatan tidak lagi mendukung pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara (SPLM-N). (T/P09)
Mi’raj News Agency (MINA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar