(Foto: Abu Dzakir) |
(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Pakar dan pengamat ekonomi syariah Syafii Antonio
dalam wawancara khusus dengan MINA di ruang VIP Gelora Bung Karno Senayan
Jakarta, Ahad malam (10/3) mengatakan untuk menghancurkan Amerika sangat mudah,
ganti mata uang negara-negara Muslim dengan dinar (mata uang emas).
“Kita tidak pernah
menginginkan sebuah negara hancur. Tapi kalau kita mau menghancurkan Amerika
sangat mudah, ganti mata uang kita dengan dinar, negara-negara Muslim dengan
dinar,” kata Syafii yang di malam itu mendapat penghargaan sebagai Tokoh
Islamic Book Fair 1434H/2013.
Syafii melanjutkan jika
Amerika trading (berdagang) dengan Indonesia harus
dengan dinar.
“Kalau Amerika mau membeli
barang dari kita seperti kelapa sawit, minyak, batu bara, harus dengan dinar.
Ini bukan sekedar masalah akidah saja, tapi juga efesiensi ekonomi. Ini memang
masih panjang, bisa dua sampai tiga generasi baru bisa tercapai,” lanjut
Syafii.
Menurut pria bernama lahir
Nio Gwan Chung ini, Amerika sudah terlanjur membuat basis yang justeru kita
sendiri yang menjadikannya kuat, yaitu dengan cara menerima dolar.
“Amerika tidak akan hancur
selama dolarnya kita pakai. Jadi yang menguatkan Amerika adalah kita sendiri,”
ungkap Syafii.
Syafii mencontohkan, jika
kita membeli barang dari Malaysia ,
Rupiah ditukar ke Dolar lalu ke Ringgit. Jika impor fosfor ke Yordania, Rupiah
ditukar ke Dolar lalu ke dinar Yordan.
“Begitu banyak kerugian
yang kita lakukan. Kerugiannya itu pertransaksi, perorang. Bisa dibayangkan
jika sekian milyar umat, sekian banyak transaksi pertahun, berapa banyak?” kata
Syafii. “Kalau dinar dengan dinar, clear
(bersih).”
Syafii yang telah menjadi icon perbankan syariah dan berperan
aktif dalam ekonomi nasional dan internasional, menyampaikan satu ungkapan,
‘siapa yang menguasai mata uang maka dia menguasai ekonomi, siapa yang
menguasai ekonomi maka dia menguasai dunia’.
Sepahan dengan Syafii,
pengamat ekonomi syariah Luthfi Hamidi mengatakan bahwa uang kertas yang
sekarang kita pakai banyak masalahnya.
“Uang kertas jika dibakar
atau sobek, maka tidak bisa jadi uang, tidak ada nilainya. Tapi emas, jika
dibakar meleleh akan tetap jadi emas. Itulah kenapa dinar di jaman Nabi
Muhammad dipakai,” kata penulis buku ‘Dinar Emas’ dan ‘The Crisis’ ini.
Menurut Luthfi dinar bukan
berasal dari Islam. Dinar berasal dari denarius
(mata uang Romawi) dipakai di Romawi. Uang orang Romawi dipakai oleh orang
Islam karena dinar punya nilai yang punya ukuran.
Dinar Emas
Koin dinar emas adalah
koin emas 22 karat (91,7%) dengan berat 4,25 gram yang dapat berfungsi sebagai
alat investasi dan proteksi nilai kekayaan.
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Timbangan mengikuti yang digunakan penduduk Mekkah,
takaran mengikuti yang digunakan penduduk Madinah”.
Dari hadits tersebut, Dr.
Qaradawi menyimpulkan bahwa berat 1 dinar atau 1 Mithqal adalah sama dengan
4,25 gram timbangan saat ini, sedangkan berat 1 dirham adalah 2,975 gram.
Semasa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam masih hidup, beliau belum memerintahkan mencetak dinar Islam
sendiri, berarti umat Islam masa itu menggunakan dinar yang diproduksi oleh
dunia di luar Islam.
Dinar baru mulai dicetak
sendiri pada masa Kekhalifahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan (41-60H), namun pada
jaman itu, uang emas dari Byzantine tetap digunakan bersama Dinar Islam.
Di masa Kekhalifahan Abdul
Malik bin Marwan (75-76H) barulah dilakukan reformasi financial, di mana hanya
Dinar dan Dirham Islam yang dipakai di kekhalifahan.
Sampai abad 19, koin-koin
emas yang ada di dunia hanya sekadar antara 0,900% - 0,9166% atau yang paling
mendekati adalah 22 karat (22 karat = 22/24 = 0,917%). (L/P09)
Mi’raj News Agency (MINA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar