(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Mantan
Menteri Pemuda dan Olahraga Ahdyaksa Dault dalam talkshow nasional berjudul ‘Pemimpinku
Berkarakter Qur’an: Perspektif Menghadapi 2014’ di Jakarta, Ahad (10/3),
mengatakan umat Islam saat ini sudah sangat liberal.
“Partai-partai Islam jadi partai terbuka sehingga kehilangan
figur. Kita ini sudah sangat liberal,” kata Adhyaksa dalam acara puncak dan
penutup 12th Islamic Book Fair 1434H/2013 (IBF) itu.
Menurut pria Donggala yang juga Ketua Umum Vanaprastha
(Penggiat Alam Terbuka dan Aktivis Lingkungan) itu bahwa umat Islam Indonesia
sudah sangat jauh dari pemimpin yang berkarakter Qur’an. Ia merujuk pada
karakter kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab yang selama 10 tahun berkuasa
tidak pernah ada serigala yang berani memakan kambing.
Sementara itu, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi
mengatakan umat Islam semakin religi dengan semakin pesatnya perkembangan
jilbabisasi, meningkatnya calon jama’ah haji. Bahkan partai-partai nasional
tiba-tiba jadi Islamis. Namun umat Islam tidak serta merta memilih partai
Islam.
“Partai nasionalis sedang bergerak ke tengah (lebih Islami)
sedangkan partai Islam mencoba mengaburkan ideologi partainya dengan menjadi
partai terbuka. Lama kelamaan umat Islam tidak bisa membedakan mana partai
Islam dan nasional,” kata Burhanuddin.
Menurut pria yang pernah mendapat penghargaan Anugerah Media
dan Komunikator Terbaik Pilpres 2009 itu bahwa partai-partai Islam di Indonesia
‘fakir logistik’.
“Di Indonesia partai Islam banyak, tapi politisinya paling
susah bersatu,” tegas Burhanuddin. “Ini yang membuat partai Islam selalu jadi
pengikut.”
Pada kesempatan yang sama, pakar ekonomi Syafii Antonio
mengungkapkan bahwa partai-partai Islam bisa dibeli.
“Ada konglomerat yang rajin mendakwakan agamanya sudah
membeli dua partai Islam. Sekarang sedang mengincar partai ketiga untuk bisa
jadi RI-2,” ungkap Syafii.
“Saya harap umat Islam tidak buta politik untuk yang ini,
karena umat Islam bisa dibeli,” tambah pria yang pada acara itu didaualat
sebagai Tokoh IBF 2013.
Ketua Young Islamic Leaders sekaligus Sekjen Majelis
Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir mengatakan bahwa
orang Indonesia sudah terperangkap dalam demokrasi.
“Teman saya di Singapura mengatakan, ‘orang Indonesia sudah
terperangkap oleh demokrasi yang
memenjarakan pemikiran’. Yang kita sebut kebebasan sebenarnya adalah
penjajahan,” kata Bachtiar.
“Kalau kita terima pernyataan Indonesia adalah negara
demokrasi berarti kita menyerahkan negara ini kepada kaum yang sekuler,” tegas
Bachtiar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar