(PERANG
DUNIA XXX) --- Jakarta// Wakil Presiden Senior Global Strategic Communication
Dept. dan dokter senior dalam organisasi
Aksi Cepat Tanggap (ACT), Imam Akbari mengatakan 3.000 pengungsi Suriah setiap
malam datang ke kamp penampungan di Turki dengan menggunakan mobil, Ahad
(24/3), Jakarta Pusat.
Imam adalah
salah satu anggota tim medis ACT yang masuk ke Suriah sebagai relawan
kemanusiaan dan turut membantu di kamp-kamp pengungsi di Turki. Kepada Mi’raj
News Agency (MINA) Imam mengatakan bahwa kondisi para pengungsi sangat
memprihatinkan, terutama mereka yang datang dalam kondisi terluka.
“Khususnya
anak-anak dan wanita yang datang ke kamp dalam kondisi terluka. Dengan
keterbatasan peralatan, obat-obatan dan bahan pangan, menjadi tantangan bagi
mereka untuk bisa cepat sembuh,” katanya.
Menurut
Imam, kondisi cuaca yang buruk menjadi permasalahan sulit bagi para pengungsi,
terutama anak-anak. Mereka terpaksa hidup di bawah tenda-tenda darurat dengan
sanitasi seadanya.
“Iklim masih
dingin, salju masih tebal. Anak-anak berdesak-desakan dan sudah satu tahun
tidak minum susu,” kata Imam. “Kekurangan tenda dan selimut menimbulkan
permasalahan kesehatan.”
Imam
mengungkapkan bahwa banyak mata-mata pro-Assad yang berkeliaran di kamp-kamp
pengungsi.
“Banyak para
pengungsi di Turki yang tidak mau diambil gambarnya, dengan alasan banyak
mata-mata Al-Assad di kamp-kamp pengungsi,” kata Imam.
Di sisi
lain, ternyata tim dokter Suriah dan Jordan yang juga membantu di kamp
pengungsian standar medisnya masih tertinggal oleh tim dokter dari Indonesia,
kata Imam.
“Jadi, tim
medis Indonesia bukan hanya memberi bantuan medis, tapi juga transformasi ilmu
medis kepada para dokter dari negara lain,” tambahnya.
Di tahun
ini, ACT menargetkan akan mengirimkan seratus relawan medis untuk membantu
korban konflik Suriah di baerbagai kamp pengungsi yang tersebar di beberapa
negara tetangga Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar