Al Qaeda tawarkan hadiah untuk kepala para pemimpin Barat
Sumber: Arrahmah.com

(PERANG DUNIA XXX) --- Edisi terbaru majalan online besutan Al Qaeda Semenanjung Arab, Inspire, mendesak ummat Islam saat ini untuk fokus dalam pembunuhan para pemimpin dan mantan pemimpin negara-negara Barat, lapor The Washington Times seperti dilansir Kavkaz Center.
“Itu mudah,” tulis salah satu artikel dalam Inspire.
“Orang-orang ini memiliki banyak titik lemah, terutama selama pesta, berbagai acara dan kampanye pemilu,” lanjutnya.
Dalam artikel berjudul “You ask, we answer”, penulis mengatakan bahwa para Mujahid yang ingin membunuh para pemimpin dunia saat ini, harus mempertimbangkan pembunuhan para pendahulu mereka.
Mujahid Amerika, Adam gadahn
“Jika Anda berpikir Anda tidak bisa, maka Anda memiliki target mudah seperti George W. Bush dan Bill Clinton (mantan presiden AS), Colin Powell dan Condoleeza Rice juga Sarkozy dan Tony Blair.”
“Saat ini sangat mudah untuk menjangkau mereka terutama karena mereka tidak lagi berada di kantor,” lanjut artikel tersebut.
Inspire edisi ke-10 yang berisi 64 halaman, dirilis oleh Mujahidin AQAP beberapa hari lalu.
Majalah itu menunjukkan bahwa edisi terbaru kali ini menarik perhatian ummat Islam yang masih “sendiri”, yang bisa membuat kontribusi yang signifikan terhadap perjuangan, harus memainkan peran mereka dalam Jihad global.
Dalam edisi ini juga ada wawancara eksklusif dengan Adam Gadahn, seorang Mujahid kelahiran Amerika Serikat yang diyakini oleh para pejabat AS berada di perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Gadahn, seorang remaja yang dibesarkan di sebuah peternakan di California dan memeluk Islam, memperingatkan negara-negara Barat terhadap campur tangan mereka dalam gelombang pemberontakan populer yang dikenal dengan “Arab Spring” dan mendesak para pembaca untuk melemahkan Barat denga menyerang dan merusak kekuatan ekonomi Barat.
Edisi kali ini juga dilengkapi dengan surat terakhir yang ditulis oleh Samir Khan, pendiri Inspire, sebelum ia syahid (In Syaa Allah) dalam serangan pengecut drone AS pada September 2011 lalu di Yaman.  (haninmazaya/arrahmah.com)