(PERANG
DUNIA XXX) --- Washington// Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS)
mengatakan , Kamis (21/3) di Washington, sebuah tim ahli dari Pengadilan
Kriminal Internasional (ICC) tiba di ibukota Rwanda, Kigali, membantu pemindahan
jenderal oposisi, Gerakan 23 Maret (M23) Kongo, Bosco Ntaganda ke Den Haag untuk
diadili.
"Sebuah tim dari Pengadilan Kriminal Internasional tiba di Kigali kemarin untuk membuat pengaturan logistik pemindahan Bosco Ntaganda ke Den Haag," kata pejabat tersebut, sebagaimana Press TV laporkan.
"Sebuah tim dari Pengadilan Kriminal Internasional tiba di Kigali kemarin untuk membuat pengaturan logistik pemindahan Bosco Ntaganda ke Den Haag," kata pejabat tersebut, sebagaimana Press TV laporkan.
Senin lalu, Ntaganda datang dan menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS di Kigali, Rwanda. Dia meminta dipindahkan ke Den Haag untuk diadili di ICC.
"Kami sedang berusaha memfasilitasi permintaannya untuk ditransfer ke ICC secepat mungkin," tambah pejabat AS.
Ntaganda yang dikenal dengan sebutan “guerre de nom Terminator" karena metode brutalnya, telah diburu ICC sejak 2006 atas tuduhan melakukan kejahatan perang, dari mendaftar dan merekrut anak di bawah usia lima belas tahun dan menggunakan mereka berpartisipasi secara aktif dalam peperangan .
Presiden Rwanda Paul Kagame menyatakan semua dukungan akan diberikan untuk menjamin ekstradisi cepat Ntaganda ke ICC.
"Kami akan bekerja mengadakan apa yang Kedutaan Besar AS butuhkan dalam kasus Bosco Ntaganda agar terlaksana secepat mungkin," kata Kagame dalam pernyataannya.
Tanggal 16 Maret, sumber di PBB dan gerilyawan M23 mengatakan bahwa ratusan orang melarikan diri ke Rwanda atau menyerah kepada pasukan penjaga perdamaian PBB setelah dikalahkan oleh gerilyawan M23 di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Jenderal Ntaganda telah menjadi pemimpin M23 hingga Februari 2013, tidak jelas alasannya ia memilih berpisah dengan M23 dan membentuk fraksi sendiri.
M23 membelot dari militer Kongo pada April 2012 sebagai protes atas tuduhan perlakuan buruk dalam Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC).
Kinshasa (ibukota Republik Demokratik Kongo) dan PBB telah menyatakan bahwa kelompok gerilyawan yang memerangi tentara Kongo dilatih di Rwanda. Namun Kigali (Rwanda) menyangkal tuduhan tersebut.
Sejak awal Mei 2012, hampir 3 juta orang meninggalkan rumah mereka di Kongo Timur. Sekitar 2,5 juta telah ditempatkan di Kongo, tapi lebih dari 460.000 menyeberang ke Rwanda dan Uganda.
Kongo telah menghadapi banyak masalah selama beberapa dekade terakhir, seperti kemiskinan yang parah, hancurnya infrastruktur, perang di timur negara itu yang berlangsung sejak 1998 dan 5,5 juta orang tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar