Sebagaimana lansiran
Sudan.net yang dipantau Miraj News Agency (MINA), kedua pihak telah
menandatangani kesepakatan kerjasama keamanan. Keduanya akan mengerahkan
pasukan ke perbatasan.
“Masing-masing perjanjian
harus dilaksanakan secara independen tanpa persayaratan atau penundaan,” kata
Nuland dalam siaran persnya.
Menteri Pertahanan Sudan Mohamed Husasein Abdelrahim (Kiri) dan John Kong Nyuon (Kanan) (Foto: Reuters) |
Tahun lalu, pemimpin kedua
negara menandatangani perjanjian yang meliputi hak atas minyak dan kewarganegaraan
serta masalah keamanan. Namun pelaksanaan kesepakatan terhenti karena Khartoum mendesak Juba (ibukota Sudan Selatan) memutuskan
semua hubungan dengan kelompok gerilyawan Sudan , hal ini ditolak oleh Sudan
Selatan.
Sementara Sudan Tribune
melaporkan, dalam perkembangan terkait, Komisi Uni Afrika juga menyambut baik
kesepakatan baru Sudan dan Sudan Selatan mencapai Perdamaian Bersama dan Mekanisme
Keamanan (JPSM) yang luar biasa pada pertemuan di ibukota Ethiopia.
Sesuai dengan modalitas
perjanjian keamanan, kedua belah pihak akan menarik semua pasukan mereka dari
zona penyangga pada Maret 14 tanpa syarat, di bawah pantauan Pasukan Keamanan
PBB Sementara untuk Abyei (UNISFA) yang bertugas memantau wilayah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar