Nicolas Tiangaye (Source: www.rfi.fr) |
(PERANG DUNIA XXX) --- Libreville// Perdana Menteri Republik Afrika Tengah Nicolas Tiangaye, Sabtu (23/3) di Bangui, menyeru kelompok gerakan perlawanan Seleka yang semakin dekat ke ibukota untuk bernegosiasi menghindari pertumpahan darah.
"Perdana menteri meminta saudara-saudara kita dari Seleka (koalisi gerakan perlawanan) untuk berhubungan dengan pemerintah persatuan nasional untuk mencari solusi damai dan menghindari pertumpahan darah," kata juru bicara perdana menteri, Me Crepin Mboli Goumba, kepada Agence France-Presse (AFP), Modern Ghana melaporkan.
Seruan itu muncul sehari setelah perlawanan Seleka membuka jalan mereka ke gerbang ibukota Bangui setelah gagalnya kesepakatan damai selama dua bulan di negara kaya mineral namun miskin itu, yang telah diganggu oleh ketidakstabilan sejak kemerdekaannya dari Prancis pada 1960.
Kolonel Djouma Narkoyo (Foto: AFP) |
Sumber Pasukan Multinasional Afrika Tengah (FORMAC) mengatakan pasukan Seleka, Jumat (22/3) menembak di jalanan yang mereka lalui. Mereka berhasil melewati pos kunci pemeriksaan Damara sekitar 75 kilometer (50 mil) utara ibukota.
"Mereka menyerbu dan melewati pos pemeriksaan. Ada tembakan tapi tidak ada yang terluka. Mereka berada di jalan menuju Bangui, kami dalam waspada tertinggi," kata sumber tersebut.
Kolonel Djouma Narkoyo, juru bicara Seleka saat dihubungi oleh AFP melalui telepon dari Libreville, mengatakan, "Kami berada di gerbang Bangui."
"Saya tidak bisa mengatakan di mana dan berapa jumlah kami, itu adalah rahasia militer, tapi Damara ada di belakang kami," kata Narkoyo.
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Perancis menegaskan bahwa kelompok perlawanan itu hanya beberapa kilometer dari Bangui.
Juru Bicara Kementerian Perancis Philippe Lalliot menyerukan "semua pihak untuk menahan diri dan menghormati penduduk sipil".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar