(PERANG DUNIA XXX) --- Polisi Mesir mengerahkan keamanan di rumah tokoh liberal terkemuka
pada hari Kamis setelah ulama garis keras di Mesir menyerukan kematian
kepada mereka seperti politisi sekuler yang ditembak mati di Tunisia.
Pembunuhan pada hari Rabu atas Chokri Belaid, seorang oposisi
sekuler, mulai mengirim teror kepada tokoh sekuler lainnya di Mesir.
Di kedua negara yang alami “Arab Spring” , pemberontakan rakyat
menyapu penguasa otoriter, dua tahun yang lalu menyisakan pertarungan
dan kekacauan politik antara Islamis dan sekuler.
Pada hari yang sama, Mohamed el Baradei, politisi liberal dan mantan
kepala Badan Energi Atom Internasional, terancam oleh seorang ulama
garis keras mengharapkan kematiannya.
Ulama, Mahmoud Shaaban, muncul di sebuah saluran televisi saluran
Islam , mengatakan pemimpin koalisi oposisi utama Mesir (Baredei) itu
layak mendapatkan hukuman mati berdasarkan syariah (hukum Islam).
Dia secara khusus menyebutkan nama el Baradei, peraih Perdamaian Nobel Prize, dan mantan calon presiden Sabahy Hamdeen.
Presiden Mohamed Mursi, Ikhwanul Muslimin yang telah mendominasi
pemilu demokratis sejak protes massa menggulingkan Presiden Hosni
Mubarak pada tahun 2011, mengutuk komentar tersebut, dan menyamakan
komentar itu sama saja dengan “terorisme.”
Tapi dia menambahkan bahwa oposisi liberal juga menghasut sehingga terjadi kerusuhan.
“Sungguh aneh bahwa beberapa pihak (di Mesir) menganjurkan kekerasan
politik dan menghasut rakyat , dan sementara yang lain, mengklaim
berbicara atas nama agama, memungkinkan ‘membunuh’ atas dasar perbedaan
politik, hal itu sama saja dengan terorisme itu sendiri,” kata
Mursi.
“Pemerintah menegaskan penolakan terhadap pidato kebencian yang palsu
menggunakan agama, dan agama tidaklah salah, dan menyerukan kepada
pasukan nasional, lembaga keagamaan, dan tokoh pemikir untuk berdiri di
sebuah front bersatu untuk menghadapi setiap hasutan yang tidak bisa
diterima.”
Gerakan Islam lainnya dan termasuk gerakan politik kiri dan seluruh
spektrum politik mengutuk pernyataan Shaaban, seperti yang dilakukan
Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin mengecam setiap yang memungkinkan terjadinya
pertumpahan darah dan pembunuhan , menghasut, apapun dan siapapun
sumbernya,” katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya, mengutip juru
bicara Mahmoud Ghozlan.
Perdana Menteri Hisham Qandil mengatakan pada halaman Facebook-nya
kabinet sedang mencari langkah hukum untuk “semua orang yang menyebar
isu atau fatwa fatwa atau menghasut kekerasan.” (Dz-Al arabiya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar