(PERANG DUNIA XXX) --- GAO// Pengamat Mali Dr Salif Kone mengatakan kepada Press TV, Ahad
(17/2) bahwa perang Perancis di Mali telah
menyebabkan kekurangan makanan
dan obat-obatan yang parah serta menciptakan banyak masalah bagi rakyat Mali, sebagaimana diterima Miraj News Agency di Jakarta.
Perang pimpinan Perancis di Mali telah
menyebabkan krisis kemanusiaan yang
serius di daerah utara negara itu
dan telah membuat ribuan orang mengungsi
yang kini hidup dalam kondisi menyedihkan.
Orang-orang dari Mali Utara mengatakan perang Perancis
dan junta militer yang berkuasa menghalangi
suplai bantuan kemanusiaan ke daerah perang yang
terkena dampak, koresponden Press TV Daniel Arapmoi melaporkan dari
Mali Utara hari Sabtu.
“Blokade daerah oleh pasukan Perancis dan Mali telah merusak kegiatan pekerja kesehatan di beberapa
kamp pengungsi. Sebagian besar kamp
memiliki kekurangan kebutuhan yang
parah seperti makanan dan obat-obatan,”
kata warga Mali Utara.
Perancis
meluncurkan perang di Mali pada 11
Januari dengan dalih untuk
menghentikan kemajuan pejuang
Islam di negara itu.
Tanggal
1 Februari, Amnesty International mengatakan
telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang
serius, termasuk pembunuhan anak-anak
yang terjadi dalam perang Perancis
di Mali.
Kekacauan pecah di negara Afrika Barat tersebut setelah Presiden Amadou Toumani
Toure digulingkan dalam kudeta militer tanggal 22 Maret 2012. Para pemimpin kudeta
mengatakan mereka melakukan kudeta dalam
menanggapi ketidakmampuan pemerintah
untuk membendung kelompok Tuareg di
bagian utara yang telah berlangsung
selama dua bulan.
Namun, setelah terjadi kudeta, para gerilyawan Tuareg mengambil
alih seluruh wilayah gurun
utara, tetapi kelompok
pejuang Islam Ansar
Al-Din kemudian
mendorong mereka ke samping dan mengambil
alih wilayah yang lebih besar
dari Perancis atau Texas itu. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar