PENDETA: PEMBANGUNAN GEREJA DIPERSULIT
Sumber: MuslimDaily
(PERANG DUNIA XXX) --- BANDUNG// Dialog Antar Agama
kembali digelar di Bandung, Kamis (14/2). Acara yang menghadirkan tiga
pendeta dan tiga ulama Islam ini diikuti oleh ratusan peserta dari
Yayasan Gerakan Al-Isya Nurul Baqi. Mengawali dialog tersebut Pendeta
Anna B. Nenohara (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) langsung
mengkritik hukum Indonesia yang semakin lama ia anggap semakin redup.
"Padahal kemerdekaan negara kita sudah menginjak usia 68 tahun.
Seharusnya Indonesia sebagai negara hukum, bukan negara agama, semakin
adil dalam pelaksanaan hukum. Namun, sampai Februari 2012 ada 2442
gereja yang dirusak dan dipaksa ditutup." Pernyataan ini memicu
perdebatan dalam dialog ini. Perkara pembangunan ribuan masjid yang
tidak memiliki izin juga disampaikan oleh Anna.
|
Gereja Setan |
Setelah pernyataan provokatif dari pendeta perempuan tadi, Dr. Cecep
Sudirman Wakil Ketua MUI Kota Bandung menyampaikan pencerahan. Ia
menjelaskan bahwa Islam mengajarkan sikat tasammuh atau toleransi. Sikap
ini diajarkan melalui contoh yang terdapat pada diri Rasulullah Saw.
Salah satu bukti kesuksesan toleransi yang diajarkan Islam adalah
kejayaannya yang berlangsung selama 15 abad. Pada wawancara di luar
diskusi pun, Cecep Sudirman mengisyaratkan bahwa tidak pernah ada
penutupan gereja di Indonesia. "Sebetulnya yang disebut penutupan gereja
menurut mereka adalah penutupan rumah tinggal yang dijadikan tempat
ibadah. Karena mereka tidak mampu mengumpulkan 60 tanda tangan warga
sekitar, akhirnya yang mereka sebut gereja itu adalah tempat yang
menggunakan IMB rumah tinggal. Biasanya mereka membuat yayasan di
sebelah rumah, lalu menjadikan rumah tersebut sebagai rumah ibadah.
Mereka mendatangkan jemaat dari tempat-tempat lain." ujar Cecep.
Saat ditanya soal keberpihakan pemerintah terhadap ummat Islam dalam
pembangunan masjid, Cecep berujar, "Ribuan masjid di Indonesia ini jelas
ada izinnya. Setiap masjid biasanya memiliki sertifikat wakaf dan
didirikan oleh yayasan-yayasan. Kalaupun belum ada izin, mereka pasti
mengusahakan perizinan langsung. Berbeda dengan pengurusan pembangunan
gereja yang biasanya menggunakan broker (perantara). Inilah yang membuat
perizinan pembangunan gereja seperti dipersulit." Pada pernyataanya di
podium, Cecep juga menerangkan soal gereja setan yang ada di Bandung.
"Pendeta Anna pun pasti mengetahui tentang keberadaan gereja setan ini,"
ujarnya. Pendeta Anna pun mengiyakan. "Gereja awalnya ditemukan di
sekitar Pasteur. Setelah dicek ke sana, ternyata mereka nomaden.
Pesertanya ada muslim (yang akan dikristenkan-red). Ada ritual-ritual
mengerikan di dalamnya." ujar Cecep.
|
contoh gereja rumah |
Ditambahkan pula oleh Ustadz Insan Mokoginta, "Masjid di Indonesia
mudah pembangunannya karena muslim di sini adalah mayoritas. Masyarakat
yang mayoritas ini perlu ditampung oleh banyak masjid untuk beribadah.
Walaupun banyak, pembangunan masjid tetap memiliki aturan jarak antara
masjid yang satu dengan masjid lainnya. Berbeda dengan gereja, di Bekasi
saya pernah melihat ada enam gereja yang jaraknya hanya mepet tembok."
Ustadz muallaf mantan aktivis gereja ini pun berujar, "Seharusnya gereja
yang berdempetan itu dibongkar dan dibuat satu gereja besar agar
Kristen tidak terpecah menjadi banyak sekte-sekte. Semakin banyak
gereja, semakin banyaklah sekte di Kristen. Perlu diketahui bahwa setiap
gereja mewakili sektenya masing-masing." [lnd]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar