Minggu, 17 Februari 2013

PENDETA: PEMBANGUNAN GEREJA DIPERSULIT


Sumber: MuslimDaily


(PERANG DUNIA XXX) --- BANDUNG// Dialog Antar Agama kembali digelar di Bandung, Kamis (14/2). Acara yang menghadirkan tiga pendeta dan tiga ulama Islam ini diikuti oleh ratusan peserta dari Yayasan Gerakan Al-Isya Nurul Baqi. Mengawali dialog tersebut Pendeta Anna B. Nenohara (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) langsung mengkritik hukum Indonesia yang semakin lama ia anggap semakin redup. "Padahal kemerdekaan negara kita sudah menginjak usia 68 tahun. Seharusnya Indonesia sebagai negara hukum, bukan negara agama, semakin adil dalam pelaksanaan hukum. Namun, sampai Februari 2012 ada 2442 gereja yang dirusak dan dipaksa ditutup." Pernyataan ini memicu perdebatan dalam dialog ini. Perkara pembangunan ribuan masjid yang tidak memiliki izin juga disampaikan oleh Anna.
Gereja Setan

Setelah pernyataan provokatif dari pendeta perempuan tadi, Dr. Cecep Sudirman Wakil Ketua MUI Kota Bandung menyampaikan pencerahan. Ia menjelaskan bahwa Islam mengajarkan sikat tasammuh atau toleransi. Sikap ini diajarkan melalui contoh yang terdapat pada diri Rasulullah Saw. Salah satu bukti kesuksesan toleransi yang diajarkan Islam adalah kejayaannya yang berlangsung selama 15 abad. Pada wawancara di luar diskusi pun, Cecep Sudirman mengisyaratkan bahwa tidak pernah ada penutupan gereja di Indonesia. "Sebetulnya yang disebut penutupan gereja menurut mereka adalah penutupan rumah tinggal yang dijadikan tempat ibadah. Karena mereka tidak mampu mengumpulkan 60 tanda tangan warga sekitar, akhirnya yang mereka sebut gereja itu adalah tempat yang menggunakan IMB rumah tinggal. Biasanya mereka membuat yayasan di sebelah rumah, lalu menjadikan rumah tersebut sebagai rumah ibadah. Mereka mendatangkan jemaat dari tempat-tempat lain." ujar Cecep.

Saat ditanya soal keberpihakan pemerintah terhadap ummat Islam dalam pembangunan masjid, Cecep berujar, "Ribuan masjid di Indonesia ini jelas ada izinnya. Setiap masjid biasanya memiliki sertifikat wakaf dan didirikan oleh yayasan-yayasan. Kalaupun belum ada izin, mereka pasti mengusahakan perizinan langsung. Berbeda dengan pengurusan pembangunan gereja yang biasanya menggunakan broker (perantara). Inilah yang membuat perizinan pembangunan gereja seperti dipersulit." Pada pernyataanya di podium, Cecep juga menerangkan soal gereja setan yang ada di Bandung. "Pendeta Anna pun pasti mengetahui tentang keberadaan gereja setan ini," ujarnya. Pendeta Anna pun mengiyakan. "Gereja awalnya ditemukan di sekitar Pasteur. Setelah dicek ke sana, ternyata mereka nomaden. Pesertanya ada muslim (yang akan dikristenkan-red). Ada ritual-ritual mengerikan di dalamnya." ujar Cecep.
contoh gereja rumah
Ditambahkan pula oleh Ustadz Insan Mokoginta, "Masjid di Indonesia mudah pembangunannya karena muslim di sini adalah mayoritas. Masyarakat yang mayoritas ini perlu ditampung oleh banyak masjid untuk beribadah. Walaupun banyak, pembangunan masjid tetap memiliki aturan jarak antara masjid yang satu dengan masjid lainnya. Berbeda dengan gereja, di Bekasi saya pernah melihat ada enam gereja yang jaraknya hanya mepet tembok." Ustadz muallaf mantan aktivis gereja ini pun berujar, "Seharusnya gereja yang berdempetan itu dibongkar dan dibuat satu gereja besar agar Kristen tidak terpecah menjadi banyak sekte-sekte. Semakin banyak gereja, semakin banyaklah sekte di Kristen. Perlu diketahui bahwa setiap gereja mewakili sektenya masing-masing." [lnd]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar