(PERANG DUNIA XXX) – Ketua Pusat Nasyiatul Aisyiyah
Muhammadiyah, Rita Pranawati mengatakan tidak ada diskriminasi terhadap Muslim
di Australia, Jakarta Selatan (8/2).
“Saya rasa
tidak ada diskriminasi terhadap Muslim di Australia. Ketika saya datang ke
sana, ternyata mereka (pemerintah Australia) sangat akrab,” kata Rita kepada
Miraj News Agency (MINA) dalam acara Dialog Pemuda Australia-Indonesia yang
pertama diadakan di Jakarta.
Rita yang
ikut dalam Program Pertukaran Muslim
Australia-Indonesia mencontohkan bahwa di Australia ada sekolah-sekolah Muslim,
Religi Centre, Halal Food, Halal Burger dan beberapa fasilitas khusus untuk
Muslim.
“Karena
Australia adalah negara multikultur, banyak Muslim dari berbagai ras, di sana
ada fasilitas toilet yang khusus untuk Muslim yang ada tempat berwudhunya. Kami
biasa salat di taman. Fasilitas untuk salat Jumat pun disediakan. Mereka
mengenal Halal Food (makanan halal),” kata wanita asal Yogyakarta itu.
Menurut
Rita yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah ini, produk makanan halal dan
salat Jumat sangat penting untuk dikenalkan karena memiliki dampak yang luar
biasa.
“Namun
terkadang pelaksanaan Islam di Australia bertabrakan dengan aturan hukum yang
begitu ketat di sana. Contoh aturan parkir yang kadang dilanggar oleh Muslim
saat mengadakan salat Jumat,” kata Rita.
Aturan
parkir di Australia sangat ketat. Muslim terkadang melanggar batas-batas parkir
sehingga pihak berwenang memindahkan salat Jumat ke universitas, di gedung
olahraga.
“Pelanggaran
terhadap fasilitas umum disebabkan faktor individu Muslim-nya, bukan karena
Islam-nya,” tegas Rita meluruskan.
Hal ini
senada dengan apa yang disampaikan oleh Alkhaf, pemuda Muslim Indonesia yang
magang sebagai guru di Australia.
“Karena
Australia negara sibuk, saat hari raya, setelah salat ‘id Muslim kembali
bekerja. Tapi ada waktu-waktu luang tertentu yang diberikan, seperti waktu
untuk salat lima waktu,” kata Akhlaf
yang berasal dari Sulawesi Tengah. (ABU DZAKIRA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar