Sekitar 150 perempuan Kurdi di provinsi utara Suriah Aleppo yang dilanda perang telah menyiapkan satu batalyon pertempuran, kata kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada hari Sabtu kemarin (23/2/2013).
“Komite Rakyat Kurdi telah menyiapkan batalyon militer wanita pertama, yang terdiri dari sekitar 150 pejuang wanita. Batalyon ini bernama Batalyon Syuhada Rokan,” lapor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
“Banyak wanita sekarang berjuang bersama para pejuang oposisi, pasukan pro-rezim dan milisi Kurdi, ini adalah batalyon wanita pertama yang terbentuk untuk melawan rezim,” kata Rami Abdel Rahman, Direktur Observatorium.
Observatorium memperlihatkan sebuah foto amatir dari batalion yang menampilkan sejumlah anggotanya dalam seragam militer, berdiri di depan komandan perempuan mereka.
“Wanita sekarang memainkan peran utama dalam pertempuran di Suriah,” kata Abdel Rahman kepada AFP.
Pasukan Assad ditarik keluar dari daerah mayoritas Kurdi pada tahun 2012, pada saat warga Kurdi telah terbagi terkait perlawanan terhadap rezim di Suriah, sebagian besar mereka lebih memilih untuk tetap netral dalam konflik Suriah.
Pengumuman batalyon perempuan Kurdi ini datang sebulan setelah pasukan pro-rezim mendirikan Pasukan Pertahanan Nasional, sebuah unit paramiliter di mana perempuan dari segala usia diminta untuk menjadi sukarelawan.
“Perempuan berjuang di semua bidang saat ini, walaupun mungkin di jajaran pejuang Islamis perempuannya paling sedikit ikut ambil bagian di dalamnya,” ujar direktur Observatorium.(fq/islampos/reuters)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar