Jakarta, 20 Muharram 1434/4 Desember 2012 (PERANG DUNIA XXX) – Koordinator Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan mengungkapkan apa
yang dilakukan Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyo adalah barter (pertukaran) konsensi politik dan
ekonomi dengan gelar “Knight Grand Cross”
yang diberikan oleh Kerajaan Inggris.
“Apa yang dilakukan SBY adalah suatu
konsensi politik dan ekonomi,” katanya kepada wartawan Miraj News Agency (MINA)
siang ini di Gedung Perubahan 2.0, Jakarta.
Peristiwa Inggris memberi gelar kehormatan kepada Budhiyono menurut
Dani adalah kelaziman diplomasi, suatu hal yang biasa dilakukan negara-negara
kolonial untuk kepentingannya.
Penafsiran Dani diamini oleh La Ode Ida,
Wakil Ketua DPD Sulawesi Tenggara, “Prediksi barter itu tidak salah juga,
karena mereka (Inggris) punya kepentingan.”
Pada kesempatan yang sama, Koordinator
Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M. Massardi mengungkapkan ada beberapa tanda
tangan perjanjian proyek migas yang dilakukan Presiden RI keenam itu beberapa
jam setelah diberi gelar.
Sebulan yang lalu, Selasa pagi 30 Oktober,
sebelum bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Presiden mengatakan dalam
konferensi persnya bahwa Indonesia dan Inggris fokus pengembangan kerjasama di
lima bidang yang saling menguntungkan. Kelima bidang yang diprioritaskan itu
adalah perdagangan, investasi, pendidikan, lingkungan hidup, serta demokrasi
dan kerjasama antar-agama.
Ustadz Umar Abdullah, nara sumber situs
Media Massa Islam Indonesia juga menyimpulkan dalam sebuah diskusi tentang
pemberian gelar Ksatria Salib kepada Presiden Soesilo, “Penghargaan tersebut
tidak ada hubungannya dengan sebuah ideology atau agama. Ini semua urusan
ekonomi. Inggris ingin mendapatkan banyak dari SBY. Menurut hukum kenegaraan di
Indonesia, SBY tidak bisa menjabat lagi menjadi presiden, karena dia sudah
menjabat dua kali. Negara-negara yang hendak mengambil keuntungan dari
pemerintahan SBY tinggal memiliki dua tahun untuk mebodohi bangsa ini. Janji
dan penghargaan dari Ratu Inggris itu semuanya gombal.” (Abu Dzakir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar