(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta//Ulama Suriah Muhammad al-Khotib As-Sury mengatakan
Suriah dan Israel adalah kolaborasi dua negara, Jakarta (10/2) dalam acara
galang dana peduli Suriah.
“Balas tembak
antara rezim Suriah dengan Israel hanya bualan belaka, mereka bersandiwara.
Padahal Suriah dan Israel adalah kolaborasi,” kata al-Khatib.
Menurut ulama
yang sudah puluhan tahun meninggalkan Suriah itu, penindasan yang terjadi di
Suriah jauh berbeda dengan yang terjadi di negara-netgara lainnya seperti
Tunisia, Mesir, Libya dan lainnya. Untuk Suriah, dunia terlihat diam.
“Kenapa dunia
diam? Dilihad dari peta, Israel bertetangga dengan Suriah. Jika Suriah bebas,
maka warga Suriah akan dengan mudah membumihanguskan Tel Aviv,” ungkap
al-Khatib yang beralasan pihak oposisi mayoritas Muslim yang berpaham Sunni.
Serangan Tel Aviv
terhadap Suriah baru-baru ini, menurut al-Khatib bukanlah bentuk bantuan Israel
terhadap oposisi Suriah. Ia menekankan bahwa itu hanya langkah politik sandiwara.
“Pernahkan kalian
mendengar rezim Suriah menyerang Tel Aviv?” tanya al-Khatib kepada peserta
acara yang penuh menyesaki masjid.
Namun serangan
Tel Aviv terhadap Suriah beberapa minggu yang lalu membuat Iran berpandangan
sebaliknya. Serangan tersebut menunjukkan ada kerjasama antara oposisi Suriah
dengan Barat.
“Serangan
tak beralasan Israel memperjelas kebijakan Barat dan Zionis sebagai respon
sesat pemerintah Suriah dan masyarakat dalam memulihkan perdamaian dan keamanan
di Suriah,” kata Menteri Luar Negeri
Iran Ali Akbar Salehi, Mehr News Agency melaporkan Jumat (1/2).
Pernyataan Salehi
senada dengan Duta Besar Iran untuk Beirut, Ghazanfar Roknabadi sehari
sebelumnya.
“Serangan
terbaru oleh pesawat rezim pendudukan al-Quds (Israel) pada Suriah membuka
topeng dari krisis Suriah. Membuktikan bahwa sejak awal tujuan utama dari
perencanaan tindakan bersenjata dan krisis kemanusiaan di negara tersebut hanya
untuk melayani kepentingan rezim Zionis," kata Roknabadi kepada media
Libanon di Beirut, Kamis (31/1).
Namun serangan
Israel terhadap Suriah bertentangan dengan berita kerjasama intelijen Suriah
dengan Israel yang pernah diungkap oleh surat kabar Al Arabiyah pada awal
Oktober tahun lalu.
Menurut laporan dari surat kabar asal Arab Saudi itu, intelijen Suriah
menjalin kerja sama dengan Israel guna mengamankan wilayah perbatasan. Kerja
sama itu diklaim sudah berjalan sejak awal mula demonstrasi besar terjadi di
Suriah.
Al Arabiyah mendapat
dokumen rahasia itu dari
fraksi oposisi Suriah berupa laporan kerja sama Suriah dengan Israel. Dalam
dokumen itu, Ketua Intelijen Angkatan Udara Suriah Sakr Mennoun meminta pejabat
militer Israel untuk mengamankan wilayah Suriah dan Dataran Tinggi Golan lewat kerja
sama dengan Negara Israel.
Sejauh ini dunia
internasional mengetahui bahwa kedua negara itu tidak memiliki hubungan
bilateral dan terlibat dalam peperangan pada 1967 yang menyebabkan Dataran Tinggi Golan direbut
oleh Israel. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar