Sumber: MINA
(PERANG DUNIA XXX) --- Mogadishu// Media advokasi di Somalia khawatir kasus terbaru terhadap wartawan yang mengekspos kisah pemerkosaan geng, melibatkan anggota
pasukan keamanan nasional akan berfungsi sebagai penghalang bagi para wartawan seluruh negara, media allafrica.com
melaporkan Senin (25/2) dari Mogadishu.
Wartawan Abdiaziz Abdinur Ibrahim ditangkap
10 Januari karena mengekspos kisah
tentang seorang wanita (27) yang menyatakan bahwa dirinya diperkosa oleh geng,
terdiri lima tentara keamanan Somalia, Agustus 2012.
Abdiaziz Abdinur Ibrahim |
Ibrahim ditahan selama satu bulan
tanpa tuduhan, namun kemudian didakwa beserta korban dengan dakwaan "menghina pasukan keamanan negara". Awal bulan ini pengadilan regional di
Mogadishu menyatakan kedua terdakwa
bersalah dan menghukum mereka satu tahun penjara.
Keduanya naik banding, dengan harapan ada vonis baru pada Rabu
27 Februari oleh Pengadilan Banding Mogadishu.
"Ini akan membuat jurnalis
menghindari bertualang ke daerah-daerah yang akan menuntun mereka ke cerita
berisiko seperti yang satu ini," kata Abdulahi Elmi, advokat media di Mogadishu.
"Dan itu memiliki implikasi besar untuk situasi kebebasan pers yang sudah
suram di negeri ini dan akan berpengaruh negative serta memperburuk situasi
bagi pekerja media lokal."
Kasus ini memicu kecaman internasional.
Organisasi Ham internasional Human Rights Watch (HRW) meminta pemerintah untuk
menutup kasus keduanya. Menurut HRW tuduhan itu dianggap "tidak
berdasar".
Persatuan Jurnalis Nasional Somalia
menyebutnya suatu "kemunduran serius" bagi kebebasan pers.
Namun pemerintah Somalia berulang
kali menjauhkan diri dari kasus tersebut dengan dalih itu adalah masalah hukum
dan bersikeras pada independensi peradilan negara.
Menyusul penangkapan Ibrahim, Presiden
Hassan Sheikh Mohamud mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan mentolerir
liputan negatif dari pers lokal.
Wartawan lokal yang mendukung Ibrahim
mengatakan kepada Kantor Berita IPS bahwa mereka sekarang akan berpikir dua
kali sebelum mewawancarai orang-orang penting dari pemerintah atau melaporkan
cerita-cerita yang melibatkan penyumpangan pasukan keamanan.
"Ini
adalah peringatan yang jelas bagi kami," kata seorang wartawan lokal IPS.
Dia meminta anonimitas (identitas dirahasiakan) karena ia takut terjadi tindakan pembalasan. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar