Oleh: Abu Dzakir
(PERANG DUNIA XXX) --- SUKABUMI// Bupati Kabupaten
Sukabumi Sukmawijaya mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) malakukan
solusi ketika bangunannya mengganggu kepentingan umat Islam, Rabu (27/2) di
Palabuhanratu, Sukabumi.
Pernyataan
ini disampaikan oleh Sukmawijaya dalam acara peresmian Pos Observasi Bulan
(POB) baru di Palabuhanratu yang dihadiri oleh berbagai elemen pemerintahan
daerah, lembaga keagamaan dan tokoh ulama dari 47 kecamatan di Sukabumi.
PLTU Cibadak, Palabuhanratu |
"Ketika
posisi bangunan PLTU menghalangi pandangan aktivis rukyatul hilal (melihat
bulan) sedangkan posisi PLTU tidak bisa dipindah, maka PLTU memberi jalan
keluar," kata Sukmawijaya.
Menurutnya,
Islam mengajarkan untuk memberikan solusi. PLTU melakukan hal itu.
"PLTU
sebenarnya hanya salah satu persoalan yang sekaligus memberikan
solusinya," kata Sukmawijaya.
Persoalan
terjadi ketika Perusahaan Listrik Negara
(PLN) membangun proyek PLTU di Cibadak, Sukabumi. Ternyata bangunannya
menghalangi separuh pandangan para aktivis umat Islam yang mengadakan rukyatul
hilal di POB Cibadak.
Para
tokoh ulama kemudian mengajukan pilihan solusi bagi masalah itu ke pemerintah.
Apakah PLTU yang memindahkan lokasi proyeknya atau POB yang pindah lokasi? PLTU
akhirnya mencarikan dan membangun lokasi POB baru di tepi laut, Palabuhanratu
karena hasil riset mengungkapkan lokasi PLTU tidak bisa dipindahkan.
"Pembangunan
PLTU sangat penting dalam memproduksi energi. Energi adalah hal yang sangat
vital," tambah Sukmawijaya.
Sementara
itu, Ketua Badan Hisab dan Rukyat Sukabumi, Emboh Misbah mengatakan apa yang
dilakukan oleh PLTU adalah satu penyelesaian masalah ketika para aktivis hisab
dan rukyat merasa terhalang pandangannya ketika hendak melihat hilal.
"Di
POB Cibadak pandangan kami terhalang, tapi di sini tidak. Hasil POB lama kurang
memuaskan," kata Emboh.
Pembangunan
dan peresmian bangunan POB Palabuhanratu kian memperkaya aset umat Islam di
Sukabumi. Meskipun telah dibangun POB yang baru, tetapi POB lama di Cibadak
masih bisa digunakan.
"POB
yang lama milik pemerintah pusat, tapi POB di sini milik Sukabumi," kata
Emboh.
Menurut
sumber PLTU, pembangunan POB Palabuhanratu itu menelan biaya lebih dari empat
miliar. (ABU DZAKIR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar