Senin, 11 Februari 2013

PEMERINTAH DAN GERILYAWAN SUDAN TANDATANGANI KESEPAKATAN


<b>Justice and Equality (JEM) Movement fighters patrol in Al-Fasher, northern Darfur on July 25, 2011.  By Ashraf Shazly (AFP/File)</b>
JEM


(PERANG DUNIA XXX)---Doha // Pemerintah Sudan telah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kelompok gerilyawan Darfur Gerakan Keadilan dan Keseteraan wilayah barat pada Ahad malam (10/2),  Modern Ghana melaporkan melalui situsnya.
UNAMID peacekeeper Sergent Kindu Tarekegn, from Adigrat, Ethiopia, escorts a family that is returning home after farming outside Gereida (South Darfur) July 25, 2012. According to UNAMID, women, children and the elderly living in camps, in the government forces controlled Gereida, usually farm surrounding lands while men work in further areas in order to avoid robberies, rapes and other perpetrations. UNAMID added that in May, the rebel movement occupied Gereida for 24 hours after a big clash that destroyed telecommunication facilities and several buildings. UNAMID has deployed a battalion of more than 800 soldiers from Ethiopia for the protection of civilians. Picture taken July 25, 2012. REUTERS/Albert Gonzalez Farran/UNAMID/Handout (SUDAN - Tags: POLITICS MILITARY AGRICULTURE CONFLICT) FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS

 
Gencatan senjata mulai berlaku pada tengah malam di Doha (Minggu, 21.00 GMT), kantor berita QNA mengutip perkataan Wakil Perdana Menteri Qatar Ahmed al-Mahmud.

Dia mengatakan kesepakatan itu akan membuka jalan  tinta kesepakatan perdamaian akhir di Darfur antara kedua belah pihak.

“Dua komite menyatukan pasukan penjaga perdamaian dari Misi Uni Afrika-PBB di Darfur (UNAMID) serta perwakilan dari Sudan, Qatar dan Liga Arab, telah dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata,” kata Mahmud yang sering diutus sebagai pemimpin delegasi Qatar.

Namun kelompok  utama dari JEM yang terus menolak kesepakatan damai dengan pemerintah mengatakan penandatanganan  dari JEM adalah sebagian kecil dari faksi  yang pro-pemerintah.

Mahmud mengumumkan bahwa Doha akan menjadi tuan rumah Konferensi Donor untuk pengembangan dan pembangunan kembali Darfur pada 7-8 April.

Selama bertahun-tahun Qatar menjadi mediator kunci dalam krisis Sudan.

 
 Juru bicara JEM, Gibril Adam Bilal, mengatakan perjanjian terbaru tidak akan membuat perbedaan di lapangan karena penandatangan  berada di bawah perlindungan pasukan Sudan-Chad  yang bersama-sama memantau perbatasan.

"Perjanjian ini tidak akan menghentikan perang di Darfur dan tidak akan mengatasi masalah rakyat Darfur," kata Bilal kantor berita Perancis.

Kekerasan meletus pada tahun 2003, ketika kelompok  etnis kulit hitam Afrika di Darfur - wilayah barat Sudan yang mencakup 170.000 mil persegi (440.000 kilometer persegi), atau kira-kira daratan Spanyol - memberontak terhadap pemerintah pusat  yang dipimpin oleh pejabat etnis Arab. Para pemberontak non-Arab berpendapat bahwa pemerintah Muslim telah mengabaikan hak-hak mereka.

Pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok milisi yang dikenal sebagai Janjaweed merespon dengan kekuatan melawan etnis Afrika di Darfur, yang menyebabkan perpindahan lebih dari 1,8 juta warga sipil dan kematian lebih dari 300.000, menurut perkiraan PBB.

Sementara stabilitas telah  kembali pulih di beberapa daerah Darfur, yang lain tetap berbahaya meskipun telah hadir pasukan perdamaian UNAMID.

Sebelum kesepakatan Ahad itu, Qatar sudah berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara Sudan dan wilayah barat. Perjanjian 2011 gagal mengumpulkan dukungan penuh dari kelompok gerilyawan  yang terdiri dari faksi-faksi yang berbeda. JEM menolak pembicaraan damai  karena ketidakpuasan dengan poin-poin kesepakatan. (Abu Dzakir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar