JEM |
(PERANG DUNIA XXX)---Doha // Pemerintah Sudan telah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kelompok gerilyawan Darfur Gerakan Keadilan dan Keseteraan wilayah barat pada Ahad malam (10/2), Modern Ghana melaporkan melalui situsnya.
Gencatan senjata mulai berlaku pada tengah malam di Doha (Minggu, 21.00 GMT), kantor
berita QNA mengutip perkataan Wakil Perdana Menteri Qatar Ahmed al-Mahmud.
Dia mengatakan kesepakatan itu akan membuka jalan tinta kesepakatan perdamaian akhir di Darfur antara kedua belah pihak.
“Dua komite menyatukan pasukan penjaga perdamaian dari Misi Uni Afrika-PBB di Darfur (UNAMID) serta perwakilan dari Sudan, Qatar dan Liga Arab, telah dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata,” kata Mahmud yang sering diutus sebagai pemimpin delegasi Qatar.
Namun kelompok utama dari JEM yang terus menolak kesepakatan damai dengan pemerintah mengatakan penandatanganan dari JEM adalah sebagian kecil dari faksi yang pro-pemerintah.
Mahmud mengumumkan bahwa Doha akan menjadi tuan rumah Konferensi Donor untuk pengembangan dan pembangunan kembali Darfur pada 7-8 April.
Selama bertahun-tahun Qatar menjadi mediator kunci dalam krisis Sudan.
Dia mengatakan kesepakatan itu akan membuka jalan tinta kesepakatan perdamaian akhir di Darfur antara kedua belah pihak.
“Dua komite menyatukan pasukan penjaga perdamaian dari Misi Uni Afrika-PBB di Darfur (UNAMID) serta perwakilan dari Sudan, Qatar dan Liga Arab, telah dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata,” kata Mahmud yang sering diutus sebagai pemimpin delegasi Qatar.
Namun kelompok utama dari JEM yang terus menolak kesepakatan damai dengan pemerintah mengatakan penandatanganan dari JEM adalah sebagian kecil dari faksi yang pro-pemerintah.
Mahmud mengumumkan bahwa Doha akan menjadi tuan rumah Konferensi Donor untuk pengembangan dan pembangunan kembali Darfur pada 7-8 April.
Selama bertahun-tahun Qatar menjadi mediator kunci dalam krisis Sudan.
Juru bicara JEM, Gibril Adam Bilal, mengatakan perjanjian terbaru tidak akan
membuat perbedaan di lapangan karena penandatangan berada di bawah perlindungan pasukan
Sudan-Chad yang bersama-sama memantau
perbatasan.
"Perjanjian ini tidak akan menghentikan perang di Darfur dan tidak akan mengatasi masalah rakyat Darfur," kata Bilal kantor berita Perancis.
"Perjanjian ini tidak akan menghentikan perang di Darfur dan tidak akan mengatasi masalah rakyat Darfur," kata Bilal kantor berita Perancis.
Kekerasan meletus pada
tahun 2003, ketika kelompok etnis kulit
hitam Afrika di Darfur - wilayah barat Sudan
yang mencakup 170.000 mil persegi (440.000 kilometer
persegi), atau kira-kira daratan
Spanyol - memberontak
terhadap pemerintah pusat yang dipimpin oleh pejabat etnis Arab. Para
pemberontak non-Arab berpendapat bahwa pemerintah Muslim telah mengabaikan hak-hak mereka.
Pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok milisi yang dikenal sebagai Janjaweed merespon dengan kekuatan melawan etnis Afrika di Darfur, yang menyebabkan perpindahan lebih dari 1,8 juta warga sipil dan kematian lebih dari 300.000, menurut perkiraan PBB.
Sementara stabilitas telah kembali pulih di beberapa daerah Darfur, yang lain tetap berbahaya meskipun telah hadir pasukan perdamaian UNAMID.
Sebelum kesepakatan Ahad itu, Qatar sudah berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara Sudan dan wilayah barat. Perjanjian 2011 gagal mengumpulkan dukungan penuh dari kelompok gerilyawan yang terdiri dari faksi-faksi yang berbeda. JEM menolak pembicaraan damai karena ketidakpuasan dengan poin-poin kesepakatan. (Abu Dzakir).
Pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok milisi yang dikenal sebagai Janjaweed merespon dengan kekuatan melawan etnis Afrika di Darfur, yang menyebabkan perpindahan lebih dari 1,8 juta warga sipil dan kematian lebih dari 300.000, menurut perkiraan PBB.
Sementara stabilitas telah kembali pulih di beberapa daerah Darfur, yang lain tetap berbahaya meskipun telah hadir pasukan perdamaian UNAMID.
Sebelum kesepakatan Ahad itu, Qatar sudah berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara Sudan dan wilayah barat. Perjanjian 2011 gagal mengumpulkan dukungan penuh dari kelompok gerilyawan yang terdiri dari faksi-faksi yang berbeda. JEM menolak pembicaraan damai karena ketidakpuasan dengan poin-poin kesepakatan. (Abu Dzakir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar