(PERANG DUNIA XXX) – Relawan Suriah yang tergabung dalam
Forum Indonesia Peduali Suriah (FIPS) Abu Harits mengatakan di Jakarta (26/1) bahwa Amerika sangat berkepentingan
terhadap Suriah.
“Semua negara
memiliki kepentingan politik dengan Suriah, terutama Amerika,” kata Abu Harits
yang selama sebulan melakukan aksi kemanusiaan di Suriah tahun lalu.
Menurut Abu,
meskipun Amerika tidak terlibat langsung dalam konflik, hakekatnya mereka
bagian dari konspirasi konflik yang terjadi di Suriah.
“Ini bukan
skenario Amerika, tapi Amerika juga berupaya secara tidak langsung ikut mempertahankan
posisi Bashar al-Assad. Kenapa? Karena selama ini Assadlah yang menjadi penjaga
setia bagi Israel,” ungkap Abu.
Di sisi lain,
Amerika menunjukkan sikap seakan-akan mereka berpihak kepada oposisi, padahal
itu suatu kebohongan yang besar, Abu menekankan. Pernyataan Abu sesuai
informasi yang didapatnya dari beberapa pejuang oposisi yang ada di Suriah.
“Bohong besar
jika Amerika membantu kami. Jika Amerika mau membantu kami, kami mungkin hanya
butuh tiga hingga empat bulan untuk menang sebagaimana yang terjadi di Libya,”
kata Abu mengutip ucapan seorang pejuang oposisi Suriah.
Pasukan pejuang
oposisi murni berasal dari rakyat Suriah sendiri dan ada tentara dari
pemerintah yang mendukung rakyat Suriah. Oposisi kebanyakan rakyat biasa yang
berlatar belakang adalah petani, karyawan dan sebagainya. Tapi ketika terjadi
perang, mereka jadi memaksakan diri untuk melawan membela diri mereka.
Abu membantah
keras tentang berita adanya suplai senjata dari negara tertentu untuk pejuang
oposisi Suriah.
“Kebohongan besar
jika ada berita suplai senjata bagi pejuang oposisi berasal dari negara lain.
Senjata mereka berasal dari ghanimah (rampasan perang) 90 persen. Sisanya
dari membeli dengan harga yang sangat mahal,” kata Abu.
Pada kesempatan
yang lain dalam acara penggalangan dana
untuk korban konflik Suriah di Tanah Abang Jakarta Pusat, Abu mengungkapkan
bahwa Assad adalah satu-satunya agen komunis yang ada di Semenanjung Arabiyah.
Karna alasan itulah Rusia dan Cina juga mendukung rezim Assad. Sementara Iran
lebih kepada faktor ideologi. (ABU DZAKIR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar