Sumber: MINA
(PERANG DUNIA XXX) --- Addis Ababa// Seorang diplomat Afrika di
Addis Ababa, Sabtu (22/2) mengakui, putaran kedua perundingan damai antara pihak
yang bertikai di Sudan Selatan menghadapi "krisis serius".
"Para
pihak yang bertikai tidak menerima kerangka yang diusulkan oleh mediator
negosiasi," kata diplomat, yang meminta anonimitas (dirahasiakan namanya),
kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Diplomat itu
mengatakan, delegasi dari Presiden Salva Kiir dan wakil presiden yang dipecat,
Riek Machar, belum berhasil bertemu tatap muka.
Dia
mengatakan, pasukan Machar telah menguasai daerah penghasil minyak strategis
Malakal, ibukota negara bagian Nil Hulu.
Namun diplomat
itu mengatakan, mediator masih yakin bahwa "kerangka yang disiapkan untuk
negosiasi akan diterima oleh kedua belah pihak dan tatap muka pembicaraan akan
dilanjutkan".
Sudan Selatan
telah diguncang kekerasan sejak pertengahan Desember, ketika Presiden Salva Kiir
menuduh Machar berada di belakang upaya kudeta yang gagal terhadap rezimnya.
Konflik
telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa, sementara PBB memperkirakan sekitar 3,7
juta orang di Sudan Selatan kini mengalami krisis makanan yang parah dan lebih
dari 820.000 orang telah mengungsi.
Setelah pembicaraan
damai putaran pertama selama sebulan di Addis Ababa, kedua saingan yang
bertikai menandatangani kesepakatan penghentian permusuhan di bulan Januari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar