Jakarta,
1 Safar 1434/13 Desember 2012 (PERANG DUNIA XXX) - Sebuah dokumen rahasia mengungkap yang
menunjukkan bahwa AS pernah menerapkan rencana militer akan melancarkan “serangan
nuklir penuh” seketika terhadap dua negara, Cina dan Rusia, Press TV melaporkan.
Dokumen
yang diterbitkan Rabu oleh Keamanan Arsip Nasional di Washington menunjukkan,
hingga tahun 1968, AS memiliki protokol
yang menyebutkan negara berjuluk “Paman Sam” itu akan terlibat serangan nuklir
full-blown (ledakan penuh) terhadap dua kekuatan besar pada saat itu.
Serangan
nuklir penuh akan dilakukan tanpa pertimbangan jika salah satu negara tersebut menyerang,
terlepas dari fakta mana yang memulai serangan terlebih dulu terhadap Amerika,
apakah hanya dengan senjata konvensional
yang digunakan dengan sengaja atau hanya karena sebuah kecelakaan
belaka.
Kebijakan
sembrono yang berkode ‘Furtherance’ itu tetap berlaku menjelang akhir 1960-an,
ketika Presiden Lyndon Johnson memerintahkan untuk meninjau kembali kebijakan
tersebut dan diarahkan sebagai reaksi yang lebih terukur dalam upaya mencegah
konfrontasi bencana atom selama era
Perang Dingin.
Informasi
deklasifikasi didokumentasikan dalam pertemuan antara Presiden Johnson
dengan tim keamanan nasionalnya, Oktober 1968, di mana penasehat militer dan
sipil secara bulat merekomendasikan merevisi protokol ‘Furtherance’ dalam upaya mengurangi
kemungkinan konfrontasi nuklir.
Penasihat Johnson merekomendasikan dua revisi kunci kebijakan. Pertama, mereka mendesak
respon nuklir hanya terhadap negara yang ditargetkan AS. Kedua, mereka
menyerukan penegakan kebijakan ‘no first-use’ (bukan pengguna pertama) mengarahkan
kepala nuklir dan menanggapi serangan konvensional dengan kekuatan konvensional. (Abu Dzakir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar