REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/bo
Pertemuan terbuka diselenggarakan di beberapa masjid terkenal di Kairo termasuk Masjid Al-Fath di Ramses, Masjid Moustafa Mahmoud di Mohandseen dan Masjid An-Nour di Abbasiya, selain peserta pawai yang datang dari Shubra dan permukiman lain di Kairo.
Demonstran mengibarkan bendera Mesir dan meneriakkan slogan yang menentang Presiden Mohamed Moursi, deklarasi undang-undang dasar baru-baru, dan referendum undang-undang dasar yang direncanakan pada 15 Desember.
Pada Jumat (7/12) pagi, beberapa ratus penentang Moursi berkumpul di luar istana presiden, guna menuntut dia mundur. Sebagian berteriak, "Turunkan kekuasaan Ikhwanul Muslimin!" dan "Buka! Buka!", saat mereka berusaha dengan susah-payah untuk menerobos kawat berduri ke dalam istana.
Moursi berpidato pada Kamis (6/12) malam, setelah bentrokan berdarah antara pendukung dan penentang Presiden Mesir itu di luar istana presiden menewaskan enam dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Ia mengundang oposisi untuk duduk dan berdialog pada Sabtu (8/12), tapi ditolak oleh oposisi, yang menuntut Moursi membekukan deklarasi undang-undang dasar kontroversial sebelum perundingan dimulai.
Pada 22 November, Moursi mengeluarkan deklarasi undang-undang dasar yang memutuskan semua peraturan, dekrit dan deklarasi undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden sejak ia memangku jabatan pada 30 Juni adalah final dan tidak bisa ditantang oleh siapa pun. Hal itu memicu gelombang demonstrasi dan protes di seluruh negeri tersebut. (Ant/OL-11)
MICOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar