Sebuah organisasi “Human Rights Watch”mengecam rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad karena telah melakukan pembantaian terhadap puluhan anak-anak dengan menggunakan bom cluster, dan mengatakan bahwa pasukan Assad telah meningkatkan penggunaan bom ini di daerah pemukiman warga sipil dalam beberapa pekan terakhir.
Bom cluster tersebut bersifat multifungsi dan bentuknya tersamar sehingga sulit dibedakan.Bom ini apabila dijatuhkan pada ketinggian tertentu antara 300 sampai 3000 kaki maka ia akan pecah menjadi beberapa bagian-bagian bom yang ukurannya sangat kecil namun mematikan. Secara teorinya bom tersebut akan meledak apabila menyentuh tanah dan bom-bom kecil yang tidak meledak tadi akan beralih fungsi menjadi ranjau. Hal tersebut merupakan ancaman yang sangat serius bagi rakyat sipil.
Organisasi ini melaporkan pada hari Selasa, setidaknya 11 anak-anak dan puluhan terluka tewas dua hari lalu dalam serangan udara di biara Alashafir selatan dari ibukota Damaskus, mereka menggunakan bom cluster dijatuhkan oleh pesawat tempur di wilayah pemukiman.
Organisasi ini juga mengutip saksi, bahwa bom diluncurkan ke sekelompok orang, setidaknya 20 anak telah berkumpul di stadion menjadi target peluru yang ditembakkan oleh pesawat jet tempur MiG-23
Salah satu tokoh organisasi ini Mary Wareham menekankan bahwa serangan ini menunjukkan bahwa bom cluster membunuh tanpa membedakan antara warga sipil dan militer, sehingga dia berharap menghentikan penggunaan bom cluster ini karena akan banyak kerusakan yang mengerikan yang mengancam warga sipil. (zae)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar