Sabtu, 02 Maret 2013

PRESIDEN CHAD: KOMANDAN AL-QAEDAH MALI TEWAS


 

(PERANG DUNIA XXX) --- BAMAKO// Presiden Chad Idriss Deby Itno mengatakan Jumat (1/3) komandan Al-Qaeda di Mali telah tewas dalam konfrontasi langsung di pegunungan Ifogha, sebagaimana dilansir mediaTitan Herald di Kanada, Sabtu (2/3).

Menurut Deby, itu akan menjadi pukulan yang signifikan terhadap gerilyawan Islam dalam intervensi tujuh minggu  pimpinan Perancis melawan pejuang Islam.
Abou Zeid
Beberapa surat kabar di Aljazair telah melaporkan kematian Abou Zeid. Pejabat AS di Washington yang tidak ingin namanya disebut telah menjelaskan laporan itu sebagai laporan yang "sangat kredibel".

Deby mengatakan Abou Zeid adalah operatif Mali berbasis Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM). Dia tewas di pertempuran antara pasukan Chad dan pejuang Islam tanggal 22 Februari.

"Tanggal 22 Februari, kami kehilangan beberapa tentara di pegunungan Ifogha setelah menghancurkan pangkalan jihadis '. Ini adalah pertama kalinya ada konfrontasi langsung dengan para jihadis, "katanya.

"Tentara kami menewaskan dua pemimpin jihad termasuk Abou Zeid,” tegas Deby yang pasukan elitnya adalah  pasukan gurun terbaik di benua Afrika dan telah memainkan peran kunci dalam serangan untuk membebaskan Mali utara.

AQIM sandera warga Perancis

TV independen Aljazair Ennahar melaporkan awal pekan ini bahwa Abou Zeid tewas di Mali utara bersama 40 pejuang lainnya.

Adapun para pejabat Perancis sejauh ini bereaksi dengan hati-hati.

"Laporan yang beredar tidak sampai ke saya konfirmasinya," kata Presiden Perancis Francois Hollande, Jumat.

Kepala Staf Perdana Menteri Mali, Boubacar Sow pada Jumat mengatakan kepada AFP bahwa pemilihan presiden yang direncanakan 31 Juli  untuk menarik Mali keluar dari krisis.

"Situasi keamanan di lapangan kembali kepada pemerintah di utara. Warga yang mengungsi adalah prasyarat yang berusaha kami temukan solusinya dengan cepat," kata Sow.

Namun kritik mengatakan pemilu Juli terlalu cepat untuk mengatur pemilihan presiden dan parlemen mengingat masalah yang dihadapi Mali.

Sementara Perancis terus memimpin melawan serangan gerilyawan yang sedang berlangsung di negara yang militernya terpecah dan ratusan ribu orang telah melarikan diri dari rumah mereka.

Surat kabar Aljazair El Khabar melaporkan Jumat bahwa pihak berwenang di sana telah melakukan tes DNA mencoba untuk mengkonfirmasi kematian Abou Zeid.

"Dinas keamanan membandingkan DNA yang diambil dari dua kerabat dekat Abou Zeid dengan sampel yang diambil dari sisa-sisa tubuh yang dipasok oleh pasukan Prancis," kata surat kabar El Khabar.

Pasukan Perancis dan Afrika Barat terus memburu kelompok pejuang Islam yang didesak keluar dari kota-kota utama bagian utara Mali.

Wajah Abou Zeid (46) yang bernama asli Mohamed Ghedir, sering terlihat di kota-kota Timbuktu dan Gao setelah kelompok Islam menguasai bagian utara Mali tahun lalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar