(PERANG DUNIA XXX) --- BAMAKO// Presiden Chad Idriss Deby Itno mengatakan Jumat (1/3) komandan
Al-Qaeda di Mali telah tewas dalam
konfrontasi langsung di pegunungan Ifogha, sebagaimana dilansir mediaTitan
Herald di Kanada, Sabtu (2/3).
Menurut Deby, itu
akan menjadi pukulan yang signifikan terhadap gerilyawan Islam dalam intervensi tujuh
minggu pimpinan Perancis melawan pejuang Islam.
Abou Zeid |
Beberapa surat kabar di Aljazair telah melaporkan kematian Abou Zeid. Pejabat AS di Washington yang tidak ingin namanya disebut telah menjelaskan laporan itu sebagai laporan yang "sangat kredibel".
Deby mengatakan Abou Zeid adalah operatif Mali berbasis Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM). Dia tewas di pertempuran antara
pasukan Chad dan pejuang Islam tanggal 22 Februari.
"Tanggal
22 Februari, kami kehilangan beberapa tentara di pegunungan Ifogha setelah
menghancurkan pangkalan jihadis '. Ini adalah pertama kalinya ada konfrontasi
langsung dengan para jihadis, "katanya.
"Tentara kami menewaskan dua pemimpin jihad termasuk Abou Zeid,” tegas Deby yang pasukan elitnya adalah pasukan gurun terbaik di benua Afrika dan telah memainkan peran
kunci dalam serangan untuk membebaskan Mali utara.
AQIM sandera warga Perancis |
TV
independen Aljazair Ennahar melaporkan awal pekan ini bahwa Abou Zeid tewas di Mali
utara bersama 40 pejuang lainnya.
Adapun para
pejabat Perancis sejauh ini bereaksi dengan hati-hati.
"Laporan yang beredar tidak sampai ke saya konfirmasinya,"
kata Presiden Perancis Francois
Hollande, Jumat.
Kepala Staf
Perdana Menteri Mali, Boubacar Sow pada Jumat mengatakan kepada AFP bahwa pemilihan
presiden yang direncanakan 31 Juli untuk menarik Mali keluar dari krisis.
"Situasi keamanan di lapangan kembali kepada pemerintah
di utara. Warga yang mengungsi adalah
prasyarat yang berusaha kami temukan
solusinya dengan cepat,"
kata Sow.
Namun kritik
mengatakan pemilu Juli
terlalu cepat untuk mengatur pemilihan presiden dan parlemen mengingat masalah yang dihadapi Mali.
Sementara Perancis terus memimpin melawan serangan gerilyawan yang
sedang berlangsung di negara yang militernya terpecah dan ratusan ribu orang
telah melarikan diri dari rumah mereka.
Surat kabar
Aljazair El Khabar melaporkan Jumat bahwa pihak berwenang di sana telah
melakukan tes DNA mencoba untuk mengkonfirmasi kematian Abou Zeid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar