Senin, 01 April 2013

TIMBUKTU DILANDA PERANG PANJANG





(PERANG DUNIA XXX) --- Bamako// Juru bicara militer Mali Kapten Samba Coulibaly mengatakan, Ahad (31/3) di Timbuktu, Timbuktu telah dilanda pertempuran berkepanjangan antara pejuang dengan tentara Mali dan Perancis, lansir Al Jazeera yang dipantau MINA.

Sementara Press TV menyebutkan jet tempur Perancis terus membom Timbuktu di tengah bentrokan.

“Pejuang Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) menyerang kota di Mali Utara, Sabtu larut malam dan terus berjuang hingga Ahad,” kata Coulibaly.

Setidaknya satu tentara Mali dan tiga pejuang tewas dalam pertempuran itu.

Tentara Mali Kapten Modibo Traore Naman mengatakan pertempuran dimulai Sabtu malam setelah bom mobil bertugas mengalihkan perhatian militer dan memungkinkan sekelompok pejuang menyusup ke Timbuktu pada malam hari.

"Ada beberapa pejuang  menyelinap ke kamp militer dan kota Timbuktu. Ada penembakan  saat itu,'' kata seorang prajurit Mali di pintu masuk kota, yang bersikeras pada anonimitas (nama dirahasiakan).

Militer Perancis bergabung dengan tentara Mali Ahad untuk melawan pejuang, kata penduduk Timbuktu.

"Masyarakat  benar-benar takut, tapi itu sebagian besar disebabkan oleh kurangnya informasi tentang apa yang terjadi di kota," kata Halle Ousmane, Walikota Timbuktu.

Ini adalah serangan besar pertama di kota Timbuktu sejak dibebaskan oleh pasukan Perancis pada 28 Januari.

Perang Perancis ciptakan krisis di Mali

Mali telah menjadi ajang pertempuran mematikan antara pejuang lokal dan tentara Perancis yang didukung Mali sejak Paris melancarkan serangan di bekas koloninya itu di bulan Januari.

Perang pimpinan Perancis di Mali telah menyebabkan krisis kemanusiaan serius dan menciptakan mengungsi puluhan ribu orang, banyak di antaranya berada di kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga dalam kondisi memprihatinkan.

Penduduk Mali Utara mengatakan perang Perancis dan militer yang berkuasa menghalangi aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkena dampak perang.

Mereka mengatakan blokade daerah oleh pasukan Perancis dan Mali telah mengganggu kegiatan pekerja kesehatan di beberapa kamp pengungsi. Sebagian besar kamp memiliki kekurangan kebutuhan yang parah seperti makanan dan obat-obatan.

Seorang pejabat kemanusiaan PBB mengatakan (27/2) Mali tetap membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Sekitar 200.000 anak-anak tidak mendapatkan pendidikan apapun dan belum di tahun lalu," kata John Ging, Direktur Operasi Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Perancis meluncurkan perang di Mali pada 11 Januari dengan dalih untuk menghentikan kemajuan pejuang lokal di negara itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar