(PERANG DUNIA XXX) --- Accra, Ghana// Organisasi dunia Pusat Demokrasi dan
Pembangunan (Centre for Democracy and Development/CDD) Nigeria mengutuk
insiden di Baga, negara bagian Borno yang menewaskan 187 orang, Modern Ghana
melaporkan Senin (29/4).
CDD terkejut dengan semakin seringnya kasus yang menelan banyak korban
warga sipil, terutama insiden terbaru antara Pasukan Tugas Gabungan (Joint Task
Force/JTF) Nigeria dengan gerakan perlawanan Boko Haram. Korban utama adalah
perempuan dan anak-anak.
“Kami menegaskan bahwa tidak ada pembenaran untuk membunuh tanpa pandang
bulu dari warga sipil tak bersenjata, termasuk perempuan dan anak-anak,” kata
pihak CDD.
Dalam insiden itu juga terjadi pembakaran 2.000 rumah, 64 sepeda motor dan
40 mobil. Setidaknya 10.000 orang menjadi tunawisma.
CDD mengatakan bahwa ini adalah pengabaian mencolok terhadap aturan hukum dan pelanggaran Konvensi Jenewa tentang Aturan Pertempuran (Rules of Engagement/RoE) dan situasi konflik lainnya.
CDD mengatakan bahwa ini adalah pengabaian mencolok terhadap aturan hukum dan pelanggaran Konvensi Jenewa tentang Aturan Pertempuran (Rules of Engagement/RoE) dan situasi konflik lainnya.
“Tindakan agen keamanan Nigeria membuat ejekan terhadap komitmen negara
untuk mematuhi Konvensi Jenewa,” kata CDD.
Tindakan agresif yang dilakukan oleh agen-agen keamanan Nigeria terhadap warga sipil terus berlanjut overtime.
Pada retrospeksi mahasiswa Universitas Nasarawa Negara yang terlibat dalam protes damai atas tidak adanya ketersediaan air dan pasokan listrik di kampus, pihak otoritas universitas mengundang tentara untuk memantau protes dan memastikan ketenangan di lingkungan universitas.
Dalam proses penertiban itu, empat mahasiswa meninggal yang kemudian mengarah kepada penutupan terbatas universitas.
Kejadian serupa dialami oleh komunitas Moon (Bulan) di Kwande, wilayah
pemerintah lokal negara bagian Benue pada April 2013, ketika sekitar lima truk
sarat dengan militer bersenjata berat memasuki pasar desa dan menyerang
penduduk desa yang bersenjata.
“Dalam kasus Baga, agen keamanan harus tahu bahwa pelanggaran hak asasi
perempuan dalam situasi konflik bersenjata dan pendudukan militer merupakan
pelanggaran prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia internasional dan hukum
kemanusiaan serta Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan di dalamnya,” tegas
CDD.
CDD mendesak petugas keamanan untuk menghentikan penggunaan kekuatan yang berlebihan yang sering menimbulkan kasus kematian warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.
Insiden Baga sepenuhnya harus diselidiki dan mereka yang bersalah harus menghadapi hukum. Hal ini akan berfungsi sebagai pencegah terhadap pelaku tindakan serupa di masa depan.
CDD meminta Majelis Nasional mempercepat pengesahan RUU sebagai tindakan untuk menyediakan penegakan hukum dan hukuman atas kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, genosida dan pelanggaran terkait. Supaya memberikan efek ketentuan tertentu dalam Statuta Roma tentang Pengadilan Kriminal Internasional di Nigeria.
CDD memperpanjang belasungkawanya kepada rakyat Baga dan mereka semua yang terkena dampak dalam insiden serupa.
CDD mendesak petugas keamanan untuk menghentikan penggunaan kekuatan yang berlebihan yang sering menimbulkan kasus kematian warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.
Insiden Baga sepenuhnya harus diselidiki dan mereka yang bersalah harus menghadapi hukum. Hal ini akan berfungsi sebagai pencegah terhadap pelaku tindakan serupa di masa depan.
CDD meminta Majelis Nasional mempercepat pengesahan RUU sebagai tindakan untuk menyediakan penegakan hukum dan hukuman atas kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, genosida dan pelanggaran terkait. Supaya memberikan efek ketentuan tertentu dalam Statuta Roma tentang Pengadilan Kriminal Internasional di Nigeria.
CDD memperpanjang belasungkawanya kepada rakyat Baga dan mereka semua yang terkena dampak dalam insiden serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar