(PERANG DUNIA XXX) --- Kabul// Pemerintah
Afghanistan menyatakan setidaknya
500.000 lapangan pekerjaan diperlukan negara itu untuk mengatasi tingginya tingkat
pengangguran, Khaama Press melaporkan, Ahad (14/4), Kabul, yang dipantau Mi’raj
News Agency (MINA).
Pemerintah menyatakan keprihatinannya
tentang masalah pengangguran yang dianggap sebagai salah
satu motif utama di balik meningkatnya
gerakan perlawanan.
Menurut pejabat, setidaknya 500.000 lapangan kerja akan diperlukan di tengah penarikan pasukan NATO dari negara itu. Berangsur-angsurnya bantuan asing berkurang, akan memiliki dampak langsung terhadap ekonomi Afghanistan.
Para pejabat juga menambahkan bahwa lapangan pekerjaan perlu dibuat dalam waktu satu tahun untuk memerangi pengangguran yang terus meningkat.
Menurut pejabat, setidaknya 500.000 lapangan kerja akan diperlukan di tengah penarikan pasukan NATO dari negara itu. Berangsur-angsurnya bantuan asing berkurang, akan memiliki dampak langsung terhadap ekonomi Afghanistan.
Para pejabat juga menambahkan bahwa lapangan pekerjaan perlu dibuat dalam waktu satu tahun untuk memerangi pengangguran yang terus meningkat.
Afghanistan perlu
membangun sendiri perekonomiannya karena masyarakat internasional
tetap matang dalam
komitmennya untuk membantu masa depan ekonomi Afghanistan.
Pada pertemuan donor internasional tanggal 7 Juli 2012, komitmen masyarakat internasional menurunkan dana US $ 2 miliar per tahun, sebagaimana pengajuan Bank Sentral Afghanistan.
Ketidakpastian ekonomi Afghanistan menyuntikkan kekhawatiran di negara itu pada saat generasi termuda serius membutuhkan kepastian pekerjaan.
Namun karena jumlah calon pekerja yang memenuhi syarat meningkat, sebagian warga Afghanistan sedang mengatur cara untuk meperoleh pekerjaan tanpa bantuan pemerintah.
Berangsur pulih
Perekonomian Afghanistan
sudah mulai pulih dari konflik. Ekonomi telah meningkat secara signifikan
sejak jatuhnya rezim Taliban pada tahun 2001 terutama karena suntikan bantuan internasional, pemulihan sektor pertanian, dan pertumbuhan sektor jasa. Meskipun kemajuan
beberapa tahun terakhir, Afghanistan
sangat miskin, terbelakang, dan sangat tergantung pada bantuan asing.
Sebagian besar penduduk
terus menderita kekurangan
perumahan, air bersih, listrik, perawatan medis, dan pekerjaan. Kriminalitas, ketidakamanan, pemerintahan yang lemah, kurangnya
infrastruktur, dan kesulitan pemerintah
Afghanistan dalam memperluas aturan hukum ke seluruh bagian negara menimbulkan tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Standar hidup Afghanistan
termasuk yang paling rendah di dunia.
Masyarakat internasional tetap
berkomitmen untuk pembangunan Afghanistan,
berjanji mengucurkan dana bantuan lebih dari US $ 67 milyar pada Konferensi Donor Sembilan, antara
2003-2010.
Pada bulan Juli 2012,
para donor di konferensi Tokyo menjanjikan tambahan
US $ 16 miliar untuk bantuan
sipil sampai 2016.
Namun pemerintah Afghanistan
harus mengatasi sejumlah tantangan, termasuk rendahnya pendapatan
perkapita, kurangnya penciptaan lapangan kerja, tingginya tingkat korupsi, kapasitas pemerintah
yang lemah, dan infrastruktur
publik yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar