Minggu, 14 April 2013

AFGHANISTAN PERLU 500.000 LAPANGAN PEKERJAAN




(PERANG DUNIA XXX) --- Kabul// Pemerintah Afghanistan menyatakan setidaknya 500.000 lapangan pekerjaan diperlukan negara itu  untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran, Khaama Press melaporkan, Ahad (14/4), Kabul, yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA).

Pemerintah menyatakan keprihatinannya tentang masalah pengangguran yang dianggap sebagai salah satu motif utama di balik meningkatnya gerakan perlawanan.
Menurut pejabat, setidaknya 500.000 lapangan kerja akan diperlukan di tengah penarikan pasukan NATO dari negara itu. Berangsur-angsurnya bantuan asing berkurang, akan memiliki dampak langsung terhadap ekonomi Afghanistan.
Para pejabat juga menambahkan bahwa lapangan pekerjaan perlu dibuat dalam waktu satu tahun untuk memerangi pengangguran yang terus meningkat.

Afghanistan perlu membangun sendiri perekonomiannya karena  masyarakat internasional tetap matang dalam komitmennya untuk membantu masa depan ekonomi Afghanistan.

Pada pertemuan donor internasional tanggal 7 Juli 2012, komitmen masyarakat internasional menurunkan dana US $ 2 miliar per tahun, sebagaimana pengajuan Bank Sentral Afghanistan.
Ketidakpastian ekonomi Afghanistan menyuntikkan kekhawatiran di negara itu pada saat generasi  termuda serius membutuhkan kepastian pekerjaan.
Namun karena jumlah calon pekerja yang memenuhi syarat meningkat, sebagian warga Afghanistan sedang mengatur cara untuk meperoleh pekerjaan tanpa bantuan pemerintah.

Berangsur pulih

Perekonomian Afghanistan sudah mulai pulih dari konflik. Ekonomi telah meningkat secara signifikan sejak jatuhnya rezim Taliban pada tahun 2001 terutama karena suntikan bantuan internasional, pemulihan sektor pertanian, dan pertumbuhan sektor jasa. Meskipun kemajuan beberapa tahun terakhir, Afghanistan sangat miskin, terbelakang, dan sangat tergantung pada bantuan asing

Sebagian besar penduduk terus menderita kekurangan perumahan, air bersih, listrik, perawatan medis, dan pekerjaan. Kriminalitas, ketidakamanan, pemerintahan yang lemah, kurangnya infrastruktur, dan kesulitan pemerintah Afghanistan dalam memperluas aturan hukum ke seluruh bagian negara menimbulkan tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi di masa depan

Standar hidup Afghanistan termasuk yang paling rendah di dunia. Masyarakat internasional tetap berkomitmen untuk pembangunan Afghanistan, berjanji mengucurkan dana bantuan lebih dari US $ 67 milyar pada Konferensi Donor Sembilan, antara 2003-2010

Pada bulan Juli 2012, para donor di konferensi Tokyo menjanjikan tambahan US $ 16 miliar untuk bantuan sipil sampai 2016

Namun pemerintah Afghanistan harus mengatasi sejumlah tantangan, termasuk rendahnya pendapatan perkapita, kurangnya penciptaan lapangan kerja, tingginya tingkat korupsi, kapasitas pemerintah yang lemah, dan infrastruktur publik yang buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar