(PERANG DUNIA
XXX) --- Bamako, Mali// Sumber keamanan
Mali mengatakan, Kamis (2/5), bahwa istri dan anak-anak dari seorang
pejuang Muslim Perancis yang ditangkap
di Mali Utara telah dievakuasi
ke Paris melalui bandara Mali, Modern Ghana melaporkan yang dikutip MINA.
Gilles Le Guen (58), yang pergi dengan nama Abdel
Jelil, ditangkap oleh pasukan Perancis di dekat Timbuktu,
Ahad malam dan sedang diinterogasi di kota timur laut Mali, Gao.
"Tak lama setelah penangkapan Gilles Le Guen bersama keluarganya, istri dan lima anaknya (dua perempuan dan tiga anak laki-laki) segera dievakuasi ke Paris," kata sumber keamanan kepada salah satu kantor berita Perancis.
Istri Le Guen yang berasal dari wilayah Maghreb dari barat laut Afrika, dan anak-anaknya naik pesawat ke Paris dari Bamako, ibukota Mali.
"Tak lama setelah penangkapan Gilles Le Guen bersama keluarganya, istri dan lima anaknya (dua perempuan dan tiga anak laki-laki) segera dievakuasi ke Paris," kata sumber keamanan kepada salah satu kantor berita Perancis.
Istri Le Guen yang berasal dari wilayah Maghreb dari barat laut Afrika, dan anak-anaknya naik pesawat ke Paris dari Bamako, ibukota Mali.
"Perjalanan diberi lampu
hijau oleh otoritas konsuler
Prancis," kata sumber keamanan. “Le
Guen akan dipindahkan ke Bamako, Kamis atau
Jumat.”
Le Guen diyakini telah bergabung dengan organisasi pejuang Afrika Utara, Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) setelah pindah ke Mali dengan keluarganya. Sebelumnya menjalankan tugas dan tinggal di Maroko dan Mauritania.
Pada Oktober, Le Guen muncul dalam sebuah video dengan busana Islami dan pistol di sisinya, di sebuah situs web Mauritania. Dalamvideo tersebut ia memperingatkan Perancis, Amerika Serikat dan PBB terhadap intervensi militer di Mali untuk mengusir kelompok Islam dari negara gurun utara yang luas itu.
Le Guen itu ditahan oleh AQIM selama beberapa hari pada bulan November 2012 dan beberapa sumber mengatakan kelompok tersebut percaya ia adalah mata-mata.
Le Guen diyakini telah bergabung dengan organisasi pejuang Afrika Utara, Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) setelah pindah ke Mali dengan keluarganya. Sebelumnya menjalankan tugas dan tinggal di Maroko dan Mauritania.
Pada Oktober, Le Guen muncul dalam sebuah video dengan busana Islami dan pistol di sisinya, di sebuah situs web Mauritania. Dalamvideo tersebut ia memperingatkan Perancis, Amerika Serikat dan PBB terhadap intervensi militer di Mali untuk mengusir kelompok Islam dari negara gurun utara yang luas itu.
Le Guen itu ditahan oleh AQIM selama beberapa hari pada bulan November 2012 dan beberapa sumber mengatakan kelompok tersebut percaya ia adalah mata-mata.
Perancis yang memimpin perang Mali, sejak 11
Januari 2013 lalu, telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di wilayah
utara negara itu dan menciptakan pengungsi ribuan orang yang kini hidup dalam
kondisi menyedihkan.
Lembaga Amnesty International mengatakan, pada
1 Februari 2013, pelanggaran berat hak asasi manusia terjadi di Mali, termasuk
pembunuhan anak-anak.
Beberapa analis politik meyakini, sumber daya
alam yang melimpah di Mali, termasuk emas dan cadangan uranium, menjadi salah
satu alasan di balik perang Perancis melawan negara Afrika itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar