(PERANG
DUNIA XXX) --- Jakarta// Dalam Penataran Persamaan Gender dan Penanganan
Pengungsi Suriah di markas UNIFIL di Libanon Selatan, Selasa (7/5), UNIFIL (United
Nations Interim Force in Lebanon)
menekankan fokus tentang “Nol Toleransi” terhadap ekploitasi seksual dan
pelecehan seksual.
Menurut
situs resmi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dikutip MBB.com bahwa salah
satu dampak dari konflik perang di Suriah terhadap Libanon sejak Maret 2011,
menimbulkan gelombang pengungsi sebesar 400.000 orang dan sebagian besar
diantara mereka adalah anak-anak dan wanita.
Para pengungsi Suriah sudah mulai memasuki
wilayah dari AO (Area Operation) yaitu Tyre.
Resiko
terbesar akan dialami oleh pengungsi wanita Suriah di Libanon, karena mereka
akan mendapat kekerasan seksual ketika masuk saat melewati perbatasan Libanon,
saat di perjalanan dan ketika masuk relokasi kamp
pengungsian.
UNIFIL mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan
pernikahan dini dan aksi menjual diri para gadis di bawah umur akibat keluarga
kekurangan uang, kekurangan bantuan dari pemerintah serta kekurangan
perlindungan.
Menyikapi
hal tersebut, UNIFIL mengharapkan kepada seluruh komandan satuan menyampaikan
kepada seluruh anggotanya bahwa UNIFIL menghargai dan menghormati kesamaan
derajat antara pria dan wanita.
UNIFIL
juga menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki hak untuk menyediakan tempat
penampungan bagi pengungsi Suriah atau pun dari negara lain.
“Pemerintah Lokal yang bertanggung jawab terhadap
para pengungsi dan segala bentuk pekerjaan pengungsi, sehingga Kontingen UNIFIL
tidak diijinkan membantu pengungsi sesuai dengan tugas pokok berdasarkan
Resolusi 1701 tahun 2006,” kata pihak UNIFIL.
Penataran
ini diselenggarakan atas kerjasama DPCA (Director of
Political and Civil Affairs) serta Regional Conduct and Discipline
Team. Satuan yang hadir diantaranya DCOS MTF, CO Ghana, CO Srilangka Coy,
CO MP Tanzania, CO ItalAir, CO Cimic, dan CO MCOU serta kontingen dari
Indonesia, Indo FPC yang diwakili oleh Letkol Inf Yuri Elias Mamahi.
Pihak TNI melaporkan bahwa Dansatgas Indo FPC
XXVI E-2 menyikapi pertemuan itu dengan positif dan menyampaikan kepada seluruh
personilnya agar mentaati kebijakan yang dikeluarkan oleh UNIFIL pada masalah
pengungsi Syria yang sudah masuk ke dalam AO wilayah Tyre. (Abu Dzakir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar