(PERANG DUNIA XXX) --- Peshawar// Sebuah
ledakan di Pakistan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai puluhan
lainnya pada kampanye pemilu yang dihadiri oleh politisi senior, Selasa (16/5)
di kota Barat Laut Peshawar, Al jazeera melaporkan yang dipantau Mi’raj News
Agency (MINA).
Ghulam Ahmed Bilour, seorang
pemimpin senior sekuler Partai Nasional Awami (ANP), selamat dari ledakan
dengan hanya memar kecil, pejabat mengatakan.
Seorang pejabat rumah sakit
mengatakan dokter mengobati sekitar 50 orang terluka dalam ledakan itu,
termasuk puluhan yang berada dalam kondisi kritis.
Faksi naungan Taliban Pakistan
mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan keempat terhadap politisi
atau partai politik dalam tiga hari di saat negara bersiap mengadakan pemilihan
bersejarah pada 11 Mei.
Ghulam yang menjabat sebagai Menteri
Perkeretaapian di pemerintah, lolos dari bom Peshawar dengan mengalami luka dan
memar. Dia muncul dalam rekaman televisi dengan berlumuran darah di celananya
setelah serangan.
"Sedikitnya sembilan orang
tewas dan 53 lainnya luka-luka dalam pemboman," kata petugas polisi senior
Faisal Murad kepada sumber Al Jazeera.
Bashir Bilour, kakak Ghulam, mantan
pemimpin ANP dibunuh oleh Taliban tahun lalu, menjadi target setelah Taliban
membukukan tebusan $ 100.000 untuk kematian seorang pembuat film kontroversial,
film anti-Islam
tahun lalu. Dia tewas dalam serangan bom di sebuah pertemuan politik
di Peshawar pada 22 Desember.
Taliban dengan cepat mengklaim
bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi meminta maaf karena melukai
Bilour. Taliban mengatakan mereka menargetkan keponakannya, Haroon.
"Kami meminta maaf kepada
Ghulam Bilour karena kami mengumumkan amnesti bagi dia," kata Ehsanullah
Ehsan, juru bicara Taliban, kepada sebuah kantor berita Perancis melalui
telepon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.
"Target kami adalah Haroon
Bilour," kata Ehsan.
Haroon adalah putra Bashir, pemimpin
ANP yang dibunuh.
Taliban telah mengancam langsung ANP
dan mitra koalisinya, Partai Rakyat Pakistan dan Gerakan Muttahida Qaumi, yang
dianggap sebagai sekuler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar