Jumat, 12 April 2013

DIN SYAMSUDDIN: TIDAK ADA AKAR TERORISME DALAM ISLAM





(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syasuddin dalam acara Diskusi Publik, Kamis (11/4) di Jakarta Pusat, menegaskan tidak ada akar terorisme dalam Islam.

“Islam sangat menentang terorisme dalam segala bentuknya. Tidak ada akar terorisme dalam Islam,” tegas Din dalam acara yang bertema ‘Memberantas Terorisme Tanpa Teror dan Melanggar HAM’ tersebut.

Pria kelahiran Sumbawa Besar itu kemudian mengutip ayat suci Al-Qur’an, “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya”. (QS. Al-Maidah [5] : 32). 

Acara diskusi yang mengkritik kinerja Densus 88 tersebut menurut Din adalah bagian dari langkah-langkah untuk memberantas terorisme.

Pria bernama lengkap Muhammad Sirajuddin Samsuddin itu juga mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah melakukan kesalahan fatal dalam kampanye ‘Perang Melawan Teror’.

“Dalam Perang Melawan Teror, Obama melakukan tiga kesalahan fatal,” kata Din.

Din menyebutkan bahwa tiga kesalahan fatal itu adalah Obama melakukan atribusi, generalisasi dan stigmasasi terhadap umat Islam.

Din menyinggung tentang mencuatnya video penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota Densus 88 terhadap beberapa warga Poso, Sulawesi Tengah. Dia mengatakan terjadi kontroversi dalam menyikapi masalah tersebarnya luasnya video itu.

“Ada yang meragukan keasliannya. Ada juga yang mengatakan itu bukan densus, tapi anggota kepolisian Sulawesi Tengah dan ada pula yang menilai rekaman itu adalah pembantaian terhadap milisi Kristen,” kata Din.

Namun hal itu dibantah secara tegas oleh Din. Din memastikan bahwa rekaman itu benar adanya.

Ulama Poso, Adnan Harsal yang juga hadir sebagai nara sumber dalam acara di gedung pusat Muhammadiyah itu menegaskan bahwa rekaman video adalah rekaman kekejaman anggota Densus 88 terhadap warga Poso yang ditangkap.

“Kami masih memiliki banyak rekaman video lainnya,” kata Adnan yang merupakan ulama yang terlibat dalam setiap perjanjian di Poso antara pihak yang terlibat konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar