(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syasuddin dalam acara Diskusi Publik, Kamis (11/4) di
Jakarta Pusat, menegaskan tidak ada akar terorisme dalam Islam.
“Islam sangat menentang terorisme
dalam segala bentuknya. Tidak ada akar terorisme dalam Islam,” tegas Din dalam
acara yang bertema ‘Memberantas Terorisme Tanpa Teror dan Melanggar HAM’
tersebut.
Pria kelahiran Sumbawa Besar itu
kemudian mengutip ayat suci Al-Qur’an, “Barang siapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya”.
(QS. Al-Maidah [5] : 32).
Acara diskusi yang mengkritik
kinerja Densus 88 tersebut menurut Din adalah bagian dari langkah-langkah untuk
memberantas terorisme.
Pria bernama lengkap Muhammad
Sirajuddin Samsuddin itu juga mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat
Barack Obama telah melakukan kesalahan fatal dalam kampanye ‘Perang Melawan
Teror’.
“Dalam Perang Melawan Teror, Obama
melakukan tiga kesalahan fatal,” kata Din.
Din menyebutkan bahwa tiga kesalahan
fatal itu adalah Obama melakukan atribusi, generalisasi dan stigmasasi
terhadap umat Islam.
Din menyinggung tentang mencuatnya video
penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota Densus 88 terhadap beberapa
warga Poso, Sulawesi Tengah. Dia mengatakan terjadi kontroversi dalam menyikapi
masalah tersebarnya luasnya video itu.
“Ada yang meragukan keasliannya. Ada
juga yang mengatakan itu bukan densus, tapi anggota kepolisian Sulawesi Tengah
dan ada pula yang menilai rekaman itu adalah pembantaian terhadap milisi
Kristen,” kata Din.
Namun hal itu dibantah secara tegas
oleh Din. Din memastikan bahwa rekaman itu benar adanya.
Ulama Poso, Adnan Harsal yang juga
hadir sebagai nara sumber dalam acara di gedung pusat Muhammadiyah itu
menegaskan bahwa rekaman video adalah rekaman kekejaman anggota Densus 88
terhadap warga Poso yang ditangkap.
“Kami masih memiliki banyak rekaman
video lainnya,” kata Adnan yang merupakan ulama yang terlibat dalam setiap
perjanjian di Poso antara pihak yang terlibat konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar