(PERANG
DUNIA XXX) --- Bamako// Seorang bomber meledakkan dirinya di Timbuktu, kota Mali
Utara, Sabtu (30/3) yang melukai seorang militer Mali, lansir Modern Ghana
mengutip sebuah kantor berita Perancis.
Seorang
perwira militer mengatakan seorang tentara Mali terluka setelah seorang bomber
meledakkan dirinya di sebuah barikade militer di Timbuktu.
"Seorang
bomber meledakkan sabuk peledak setelah
gagal mencoba memaksa menerobos barikade di pintu masuk barat ke Timbuktu, yang
dijaga oleh tentara Mali," kata petugas
melalui telepon kepada sumber Modern Ghana. “Seorang tentara Mali
terluka dan bomber tewas seketika.”
Beberapa warga Timbuktu melaporkan mendengar ledakan keras Sabtu malam diikuti tembakan berkelanjutan.
"Semua orang bersembunyi di dalam rumah," kata seorang warga. "Tidak ada warga sipil berada di luar. Kami takut."
Sebelumnya, di hari yang sama, sebuah ledakan ranjau darat menewaskan dua tentara Mali di wilayah Gao, di sebelah timur Timbuktu.
"Sebuah kendaraan bersenjata pasukan detasemen Mali diledakkan di tambang, 110 kilometer (70 mil) dari Ansongo. Dua tentara tewas dan kendaraan hancur," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Mali dalam sebuah pernyataan.
Seorang petugas Mali berbicara dengan syarat anonim (nama dirahasiakan) mengatakan tambang telah dikuasai kelompok gerilyawan.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mali telah menjadi sasaran serangkaian serangan yang diklaim oleh gerilyawan Islam sejak Perancis melancarkan intervensi militer terhadap kelompok afiliasi Al-Qaeda yang telah merebut bagian utara negara itu.
Operasi pimpinan Perancis yang diluncurkan 11 Januari, telah memaksa para kelompok pejuang keluar dari kota-kota yang mereka sita selama 10 bulan pasca kekacauan kudeta militer, Maret 2012.
Tapi pasukan Perancis dan Afrika terus menghadapi serangan-serangan bomber yang meledakkan dirinya dan serangan gerilya di wilayah reklamasi.
Pada 21 Maret, seorang bomber juga meledakkan sebuah mobil dekat bandara Timbuktu, meluncurkan serangan satu malam di kota.
Juru bicara militer Perancis mengatakan ledakan itu menewaskan seorang tentara Mali. Sekitar 10 pejuang Islam tewas dalam pertempuran berikutnya dengan pasukan Perancis dan Mali.
Serangan itu diklaim oleh Gerakan Tauhid dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO), salah satu dari tiga kelompok Islam yang telah merebut utara.
MUJAO mengatakan telah "membuka front baru di Timbuktu", yang tidak diserang sejak Perancis memimpin pasukan memasuki kota tanggal 28 Januari, tidak seperti Gao, kota terbesar di utara, yang telah terdesak oleh serangkaian serangan bomber dan serangan gerilya yang diklaim oleh MUJAO.
Beberapa warga Timbuktu melaporkan mendengar ledakan keras Sabtu malam diikuti tembakan berkelanjutan.
"Semua orang bersembunyi di dalam rumah," kata seorang warga. "Tidak ada warga sipil berada di luar. Kami takut."
Sebelumnya, di hari yang sama, sebuah ledakan ranjau darat menewaskan dua tentara Mali di wilayah Gao, di sebelah timur Timbuktu.
"Sebuah kendaraan bersenjata pasukan detasemen Mali diledakkan di tambang, 110 kilometer (70 mil) dari Ansongo. Dua tentara tewas dan kendaraan hancur," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Mali dalam sebuah pernyataan.
Seorang petugas Mali berbicara dengan syarat anonim (nama dirahasiakan) mengatakan tambang telah dikuasai kelompok gerilyawan.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mali telah menjadi sasaran serangkaian serangan yang diklaim oleh gerilyawan Islam sejak Perancis melancarkan intervensi militer terhadap kelompok afiliasi Al-Qaeda yang telah merebut bagian utara negara itu.
Operasi pimpinan Perancis yang diluncurkan 11 Januari, telah memaksa para kelompok pejuang keluar dari kota-kota yang mereka sita selama 10 bulan pasca kekacauan kudeta militer, Maret 2012.
Tapi pasukan Perancis dan Afrika terus menghadapi serangan-serangan bomber yang meledakkan dirinya dan serangan gerilya di wilayah reklamasi.
Pada 21 Maret, seorang bomber juga meledakkan sebuah mobil dekat bandara Timbuktu, meluncurkan serangan satu malam di kota.
Juru bicara militer Perancis mengatakan ledakan itu menewaskan seorang tentara Mali. Sekitar 10 pejuang Islam tewas dalam pertempuran berikutnya dengan pasukan Perancis dan Mali.
Serangan itu diklaim oleh Gerakan Tauhid dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO), salah satu dari tiga kelompok Islam yang telah merebut utara.
MUJAO mengatakan telah "membuka front baru di Timbuktu", yang tidak diserang sejak Perancis memimpin pasukan memasuki kota tanggal 28 Januari, tidak seperti Gao, kota terbesar di utara, yang telah terdesak oleh serangkaian serangan bomber dan serangan gerilya yang diklaim oleh MUJAO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar