(PERANG DUNIA XXX) --- Pejabat Humas Angkatan Bersenjata Ghana Kolonel Nbawine Atintande mengatakan kepada para wartawan di Accra, Sabtu (2/2), komando
militer Inggris telah berjanji menyediakan pesawat untuk mengangkut
sekitar 120 orang tentara Ghana, ModernGhana melaporkan Ahad (3/2) dalam situs
resminya.
“Komando militer Inggris telah berjanji untuk menyediakan sebuah pesawat yang akan mengangkut sekitar
120 pasukan militer Ghana ke Mali pada 15-16 Februari,” kata Atintande setelah pertemuan tertutup antara
Presiden Ghana John Dramani Mahama dengan delegasi Inggris di kediamannya, di
Accra.
Meskipun wartawan tidak diizinkan untuk meliput acara tertutup itu, diyakini bahwa kedua negara membicarakan berbagai isu termasuk restorasi perdamaian di Mali, Republik Demokratik Kongo, dan negara-negara lain di benua Afrika itu.
Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Pertahanan Ghana Letnan Jenderal Joseph Henry Smith. Dari pihak Inggris hadir Kepala Staf Pertahanan Angkatan Darat Inggris Jenderal Sir David Richards.
Press TV melaporkan, Richard telah mengumumkan rencana negaranya untuk mengangkut
pasukan Ghana ke
Mali, dalam upaya lebih lanjut tentara
Inggris membantu perang Perancis di Mali.
Richard yang memimpin tujuh anggota delegasi dari Inggris ke negara Afrika Barat tersebut, juga mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Angkatan Bersenjata Inggris dan Angkatan Bersenjata Ghana (GAF).
Richard yang memimpin tujuh anggota delegasi dari Inggris ke negara Afrika Barat tersebut, juga mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Angkatan Bersenjata Inggris dan Angkatan Bersenjata Ghana (GAF).
“Ghana dan Inggris telah memiliki
program pertukaran pelatihan jangka panjang dan kunjungan ini adalah untuk memperkuat hubungan kedua Negara,” katanya.
Royal Air Force (RAF) Inggris telah memberikan pesawat C-17 untuk transportasi dan pesawat pengintai Sentinel untuk membantu operasi agresif Perancis.
Pada tanggal 11 Januari, Perancis meluncurkan perang ke Mali dengan dalih untuk menghentikan kemajuan para pejuang yang mengontrol bagian utara negara Afrika itu.
Kekacauan pecah di Mali setelah Presiden Amadou Toumani Toure digulingkan dalam kudeta militer tanggal 22 Maret 2012. Para pemimpin kudeta mengatakan mereka melakukan kudeta menanggapi ketidakmampuan pemerintah untuk menampung mereka.
Setelah terjadinya kudeta, para pejuang Tuareg
menguasai seluruh wilayah gurun utara. Kemudian, kelompok pejuang Ansar al-Dine mendesak mereka dan mengambil alih wilayah tersebut. (ABU DZAKIR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar