Oleh: Abu Dzakir
(PERANG DUNIA XXX) --- Khartoum, Sudan// Sudan dan Sudan Selatan mempermasalahkan tewasnya kepala suku di wilayah bergolak Abyei, Sabtu (4/5), melibatkan dua suku yang bertentangan, Modern Ghana melaporkan yang dikutip MINA.
Menurut laporan penduduk Abyei yang akrab dengan situasi melaporkan pasukan penjaga perdamaian PBB juga terluka. Dia menambahkan bahwa jam malam telah diberlakukan.
"Hari ini pemimpin terkemuka Dinka, Kual Deng Majok, tewas di Abyei setelah ia diserang oleh suku Misseriya. Satu pengikutnya juga tewas," kata seorang pejabat Dinka yang minta dirahasiakan namanya, kepada wartawan kantor berita Perancis.
Seorang kepala suku Misseriya juga menegaskan bahwa Majok tewas hari ini.
Menurut pengamat, kematian Majok dapat mengobarkan ketegangan di wilayah yang didominasi Dinka itu. Wilayah Dinka statusnya belum diselesaikan meskipun langkah-langkah Sudan dan Sudan Selatan telah diambil sejak Maret untuk menormalkan hubungan mereka, setelah berbulan-bulan bentrokan di sepanjang perbatasan mereka.
Status Abyei adalah isu paling sensitif yang tidak terselesaikan ketika Sudan Selatan berpisah pada 2011.
Pemimpin Misseriya mengatakan bahwa Majok bepergian ke utara dari kota Abyei bersama pasukan penjaga perdamaian, Pasukan Keamanan Sementara PBB untuk Abyei (UN's Interim Security Force for Abyei/UNISFA).
"Sekelompok Misseriya menghentikan konvoi dan mulai negosiasi. Kemudian bentrokan terjadi ketika seorang tentara UNISFA menembak salah satu Misseriya yang menyiapkan senjatanya," kata kepala suku Misseriya yang meminta untuk tetap anonim (dirahasiakan namanya).
Selama bentrokan, mobil pemimpin Dinka terkena ledakan, ia dan sopirnya tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar