(PERANG DUNIA
XXX) --- KANO, Nigeria// Seorang ulama Muslim Nigeria, Datti Ahmed mengatakan, Kamis (18/4),
laporan Study Panel amnesti untuk Boko Haram dan pengikutnya bisa di
salahgunakan oleh pemerintah Nigeria, Independent Online melaporkan yang
dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Karena alasan itu, Ahmed menolak pencalonannya oleh
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan ke Study Panel yang akan mempelajari tawaran amnesti kepada pimpinan
dan pengikut gerakan perlawanan Boko Haram. Ia mengatakan ia tidak mempercayai pemerintah.
“Pemerintah Nigeria tidak tulus dan
tidak akan menghormati setiap rekomendasi komite amnesti yang akan datang,"
katanya kepada wartawan.
Rabu (17/4), Jonathan mengumumkan Study Panel beranggotakan 26 orang yang ditugaskan mempelajari bagaimana amnesti harus ditawarkan kepada Boko Haram, kelompok yang dituding bertanggungjawab karena membunuh ribuan orang sejak 2009.
Jonathan awalnya menolak gagasan amnesti, tapi berubah sikap setelah tekanan meningkat, terutama dari para pemimpin Muslim di utara.
Rabu (17/4), Jonathan mengumumkan Study Panel beranggotakan 26 orang yang ditugaskan mempelajari bagaimana amnesti harus ditawarkan kepada Boko Haram, kelompok yang dituding bertanggungjawab karena membunuh ribuan orang sejak 2009.
Jonathan awalnya menolak gagasan amnesti, tapi berubah sikap setelah tekanan meningkat, terutama dari para pemimpin Muslim di utara.
Ahmed adalah Kepala Dewan Tinggi Syariah di
Nigeria. Dia di antara beberapa
kritikus yang menolak Study Panel.
Sementara, seorang aktivis hak asasi terkemuka Shehu Sani yang berbasis di utara, menolak pencalonannya, Rabu malam. Ia mengatakan pihak berwenang tidak berkonsultasi dengannya sebelum ia diangkat.
Menurut Sani, tidak jelas apakah tawaran amnesti akan membantu mengurangi kekerasan ataukah
anggota kelompok perlawanan Islam terbuka
untuk proposal tersebut.
Dalam sebuah rekaman audio yang dikirim ke salah satu kantor berita Perancis pekan lalu, pemimpin Boko Haram yang diketahui sebagai Abubakar Shekau, menolak gagasan itu.
Gerakan perlawanan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan terhadap aparat keamanan.
Dalam sebuah rekaman audio yang dikirim ke salah satu kantor berita Perancis pekan lalu, pemimpin Boko Haram yang diketahui sebagai Abubakar Shekau, menolak gagasan itu.
Gerakan perlawanan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan terhadap aparat keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar