(PERANG DUNIA
XXX) --- Tripoli// Sebuah bom
mobil menghancurkan Kedutaan Perancis di
Tripoli, Libya, Selasa (23/4), melukai
dua orang penjaga dan menimbulkan kerusakan yang parah,
Independent Online melaporkan sebagaimana yang dikutip Mi’raj News Agency
(MINA).
Serangan bom ini adalah serangan pertama terhadap kedutaan asing di ibukota Libya sejak perang 2011
yang menggulingkan Muammar Gaddafi.
Ledakan Selasa terjadi di daerah perumahan Tripoli, di sisi
jalan kecil depan kedutaan.
Salah satu penjaga kedutaan terluka parah sementara yang lain menderita luka ringan. Beberapa warga juga ada yang terluka.
Salah satu penjaga kedutaan terluka parah sementara yang lain menderita luka ringan. Beberapa warga juga ada yang terluka.
Kerusakan parah
terjadi pada bangunan kedutaan dan
tembok pembatas, dua rumah di dekatnya rusak parah, jendela toko pecah dan
dua mobil yang diparkir terbakar.
“Banyak tetangga yang berkumpul di jalan untuk menyaksikan kerusakan dan marah dengan apa yang telah terjadi,” kata Rana Jawad BBC melaporkan.
“Banyak tetangga yang berkumpul di jalan untuk menyaksikan kerusakan dan marah dengan apa yang telah terjadi,” kata Rana Jawad BBC melaporkan.
Presiden Perancis Francois Hollande meminta Libya untuk bertindak cepat atas serangan yang menurutnya tidak dapat diterima.
Hollande mengatakan serangan itu
ditujukan untuk semua negara komunitas internasional yang terlibat dalam
perang melawan “terorisme”.
Pejabat
Perancis mengatakan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius sedang dalam perjalanan ke Libya.
Belum ada
kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Diplomat telah ditargetkan di Libya,
terutama serangan terhadap diplomat Amerika Serikat di Benghazi September lalu yang menewaskan duta besar Amerika Serikat dan tiga orang Amerika lainnya.
Kedutaan Perancis di Afrika Utara
berada dalam siaga tinggi sejak Perancis mengirim pasukan membantu memerangi gerakan perlawanan di Mali pada bulan Januari.
Perancis, di bawah pimpinan Nicolas Sarkozy, berada di garis depan dengan serangan udara pimpinan NATO pada 2011 yang membantu pasukan oposisi menggulingkan pemimpin lama Libya Muammar Gaddafi.
Penguasa baru Libya masih berjuang untuk memaksakan otoritas mereka pada negara yang masih dibanjiri dengan senjata dan segudang milisi bersenjata.
Perancis, di bawah pimpinan Nicolas Sarkozy, berada di garis depan dengan serangan udara pimpinan NATO pada 2011 yang membantu pasukan oposisi menggulingkan pemimpin lama Libya Muammar Gaddafi.
Penguasa baru Libya masih berjuang untuk memaksakan otoritas mereka pada negara yang masih dibanjiri dengan senjata dan segudang milisi bersenjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar