(PERANG DUNIA XXX) --- Teheran// Pengamat dan Editor majalah mingguan Executive Intelligence,
Lawrence Freeman ketika diwawancara oleh Press TV, Selasa (26/3) mengatakan kebijakan
Barat telah menguasai Afrika lebih satu abad dan menciptakan genocida di Afrika
lebih dari satu dekade terakhir.
“Kebijakan
Barat seperti Amerika, Inggris, dan Perancis membiarkan Afrika mati. Mereka
mati karena kurangnya kesehatan, kekurangan makanan, kekurangan air . Itu
adalah kebijakan genosida untuk menjarah sumber daya alam Afrika yang kaya,”
kata Freeman.
Freeman
mengungkapkan sekarang ada 15 juta orang di Sahel yang hampir tidak bisa makan.
Hampir 170 juta orang di Nigeria, Ethiopia dan Afrika Selatan. Di seluruh benua
Afrika orang diperlakukan tidak manusiawi.
“Afrika memiliki
ratusan juta orang hidup dalam kemiskinan dan mereka tidak memiliki cukup
makanan. Belum ada pembangunan ekonomi. Ini adalah kebijakan Inggris. Kebijakan
Inggris lebih suka membiarkan orang mati dari pada membangun infrastruktur. Sama
dengan Presiden Obama,” ungkapnya.
Freeman mengatakan
ratusan anggota elit Inggris mengatakan ada terlalu banyak orang di dunia, jadi
mereka berpendapat harus mengurangi populasi dunia karena Inggris memiliki
kekurangan sumber daya yang sedang dilakukan di Afrika.
“Itulah mengapa
saya menyebutnya genosida. Siapa saja yang menganjurkan pengurangan populasi
dunia dengan beberapa miliar orang adalah 'genocidalist' dan itu benar bagi
pasukan di Kerajaan Inggris serta orang-orang di Amerika Serikat dan Eropa,”
kata Freeman.
Menurut
Freeman, negara-negara Barat menopang para pimpinan di Afrika kemudian menciptakan
kondisi di negara-negara yang tidak dapat bertahan hidup, yang tidak bisa eksis
dan kolonialis. Negara-negara Afrika dibuat korup dengan obat-obat terlarang
dan menghasilkan uang dari praktik terlarang.
“Pasukan imperialis seperti Perancis, Inggris, dan Presiden Obama juga bergerak dan
memanipulasi orang-orang di sekitar, tetapi mereka tidak akan pernah memecahkan
masalah,” katanya.
“Mereka menciptakan
kondisi ekonomi, mereka menguasai keluarga kerajaan Saudi dan Qatar dengan
restu dari Inggris dan Amerika, pendanaan dari mereka, mereka melatih di
seluruh Afrika dan Timur Tengah.”
Freeman menyebutkan
bahwa sebagian besar negara Afrika rapuh dan tidak stabil, seperti Republik Afrika Tengah dan Mali yang sedang
menjadi perhatian masyarakat dunia, semua negara-negara di Afrika sangat rapuh.
“Mereka (negara Afrika) sengaja oleh para penjajah, Inggris, Perancis dan yang lainnya tidak dikembangkan. Afrika memiliki sumber daya alam besar dan mereka tidak pernah berkembang menjadi menjadi negara ekonomi yang berdaulat, mengembangkan kemampuan ekonomi mereka dengan sumber daya mereka,” kata Freeman.
“Mereka (negara Afrika) sengaja oleh para penjajah, Inggris, Perancis dan yang lainnya tidak dikembangkan. Afrika memiliki sumber daya alam besar dan mereka tidak pernah berkembang menjadi menjadi negara ekonomi yang berdaulat, mengembangkan kemampuan ekonomi mereka dengan sumber daya mereka,” kata Freeman.
Masih menurut
Freeman, jika melihat di Republik Afrika
Tengah, Mali, Sahel, Sahara, tidak ada
pembangunan ekonomi, orang-orang mati karena kurangnya kebutuhan dasar.
“Itu disengaja
sehingga intervensi militer Perancis ke Republik Afrika Tengah hanya untuk
melindungi beberapa warga Perancis, mereka tidak ada niat benar-benar membantu
orang-orang atau mengembangkan negara,” katanya.
Ketika Freeman ditanya tentang peran Uni Afrika (AU), ia menjawab bahwa semua orang tahu AU sangat lemah. Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mendorong AU untuk berperan.
Ketika Freeman ditanya tentang peran Uni Afrika (AU), ia menjawab bahwa semua orang tahu AU sangat lemah. Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mendorong AU untuk berperan.
“Tapi DK PBB tidak
benar-benar bekerja dengan mereka, tidak menghormati mereka. Jadi mereka bukan
kekuatan yang kuat di Afrika meskipun mereka wajib berperan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar