(PERANG DUNIA XXX) --- LUWUK TIMUR - Jenazah Asy Syahid (insya Allah) Abdul Qodir alias Asmar alias Syamsudin alias Abu Uswah akhirnya dimakamkan di Desa Mulyosari Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwuk Timur Sulawesi Selatan, pada pada Jum'at (1/02/2013).
Pihak
Polri memberangkatkan jenazah Abdul Qodir dari Jakarta Pukul 04.30 WIB
dengan pesawat dan mendarat di Bandara Sultan Hasanudin Makassar.
Dari
Makassar kemudian jenazah diterbangkan ke Bandara Soroako dan
dilanjutkan dengan kendaraan darat menuju Kampung halaman Abdul Qodir
untuk dimakamkan.
Jenazah
tiba di Desa Mulyosari pada pukul 16.30 WITA dan dimakamkan pada pukul.
17.00 WITA. Ribuan kaum Muslimin warga Desa Mulyosari turut menyambut
dan mengantarkan jenazah Abdul Qodir ke pemakaman.
Ada
beberapa fenomena unik yang seolah menjadi menjadi tanda kesyahidan
Abdul Qodir, seorang Mujahid yang pernah berkhidmat untuk jihad Poso
pada sekitar tahun 2000.
Keluarga Abdul Qodir pun memberikan kesaksian terhadap jenazah dan berbagai kejadian mengiringi pemakamannya.
Ketika ditanyakan keadaan jenazah Abdul Qodir dengan gembira dan penuh semangat Hanadia, istri almarhum menuturkannya.
"Sejak
kedatangan jenazah suami saya ada banyak sekali capung yang menaungi
peti jenazah suami saya, capung-capung itu mengikuti iringan jenazah
sampai di tempat pemakaman," kata Hanadia yang biasa disapa Ummu Uswah
kepada voa-islam.com, Jum’at (1/2/2013).
Hanadia
juga menuturkan fenomena aneh lainnya yang ia saksikan. "Ada awan
berbentuk lafadz Allah di langit yang terus menaungi jenazah suami saya
dimakamkan," tuturnya.
Ketika
ditanyakan tanda kesyahidan pada Abdul Qodir Hanadia
mengatakan,"wajahnya tersenyum, berkeringat dan darahnya masih
mengalir," ungkapnya.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Hardin kakak kandung Abdul Qodir bahwa ia mencium bau harum saat pemakaman.
"Abdul
Qodir Insya Allah syahid, saya mencium bau harum dua kali di liang
lahat, tiba-tiba ada sekelompok capung datang mengerumuni para pelayat,
langsung ada lafadz Allah muncul diatas awan," ucapnya.
Untuk
diketahui, Abdul Qodir menjadi korban penembakan Densus 88 di teras
masjid Nur Al Afiyah RS. Wahidin Sudirohusodo, Makassar menjelang shalat
Jum’at (4/1/2013). Hanadia menuturkan bahwa suaminya diberondong
tembakan oleh Densus 88 usai shalat Dhuha.
Jenazah
kemudian dibawa ke RS. Polri, Sukanto, Jakarta Timur. Setelah lebih
dari tiga minggu pihak keluarga berjuang menuntut pemulangan jenazah,
akhirnya almarhum Abdul Qodir bisa dipulangkan dimakamkan di kampung
halamannya. Almarhum meninggalkan seorang istri, tiga orang anak; satu
putra dan dua putri yang kini menjadi yatim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar