(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Di
tengah-tengah puluhan ribu buruh yang memadati depan Istana Merdeka dan
sekitarnya memperingati May Day, Ketua Presidium Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan bahwa mereka turun ke jalan untuk
melawan ketidakadilan terhadap buruh, Rabu (1/5), Jakarta Pusat.
“Hari ini kami datang ke simbol
negara ini. Kami sengaja turun ke jalan hanya untuk mengatakan kami melawan
rasa ketidakadilan,” kata Said dalam orasinya di depan Istana Merdeka.
Said mengungkapkan bahwa kaum buruh
memberi apresiasi kepada pemerintah yang telah menaikkan Upah Minimum Provinsi
(UMP) dan keluarnya aturan pelarangan tenaga kerja Out Sourching. Namun
Said menyayangkan, seiring dengan itu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik.
“Tiga alasan kenapa kita menolak
kenaikan harga BBM, yaitu sewa rumah akan naik, biaya angkutan naik dan harga
barang pun akan naik. Ini akan menurunkan daya beli buruh sebesar 30 persen,”
tegas Said.
Menurut Said, buruh memiliki peran
sumbangsih yang besar kepada bangsa. Penetapan May Day sebagai hari libur
nasional mulai tahun depan, menunjukkan pengakuan negara terhadap pentingnya
peran buruh.
Pada kesempatan yang sama, Ketua
Presidium Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena
Wea mengatakan masih banyak masalah yang dihadapi buruh di Indonesia.
“Buruh bukan sekedar alat produksi,
tapi buruh adalah manusia yang punya hak dan kedaulatan yang penuh di Republik
Indonesia ini,” kata Andi.
Andi juga mengkritisi rencana
pemerintah menaikkan harga BBM.
“Walau tertunda-tunda, pemerintah
berencana menaikkan harga BBM. Kami harap pemerintah mempertimbangkan kenaikan
harga BBM,” kata Andi.
Berbagai tuntutan
di May Day 2013
Di bawah kendali tiga konfederasi
buruh yang bersatu, KSPSI, KSPI dan KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia), lebih seratus ribu buruh yang memadati Istana Merdeka dan
sekitarnya menyuarakan tuntutan yang seragam.
Bebagai spanduk menuliskan Hapus
Buruh Out Sourching, Tolak Union Busting dan Kriminalitas Buruh,
Tolak Upah Murah, Tolak Penangguhan Upah, Jalankan Jamkes mulai 1 Januari 2014,
Revisi PP No 101/2012, Tolak RUU Ormas dan Kamnas, serta Tolak Kenaikan BBM.
Sejak pukul delapan pagi, ribuan
buruh sudah mulai berdatangan ke sekitar Istana Merdeka, Monas dan Bundaran HI.
Massa terbesar dikumpulkan di sepanjang jalan MH Thamrin. Mereka sempat menahan
diri hingga massa buruh yang terhambat di Semanggi tiba bergabung. Tepat pukul
12 siang, massa buruh terbesar mulai bergerak menuju istana dan bergabung
dengan kelompok buruh yang telah berorasi di depan istana.
Aksi May Day yang menurut data
rencananya lebih dari 600 ribu di berbagai wilayah Jakarta, terbagi di dua
titik besar, yaitu di depan Istana Merdeka dan di depan gedung DPR/MPR.
Menurut keterangan Kapolres Jakarta
Pusat Kombes Pol. A.R. Yoyol yang dikonfirmasi oleh MINA menyebutkan bahwa aksi
buruh di Jakarta terjadi di 29 titik. Namun Yoyol menyebut aksi di sekitar
Istana Merdeka hanya 50 ribu dan di depan gedung DPR/MPR sekitar 2.500 massa
buruh yang kebanyakan berasal dari Banten.
“Polres menurunkan 12.000 personil
polisi yang ditempatkan di berbagai titik. Dari TNI 2.000 personil,” kata
Yoyol.
Pukul 15.00 WIB, para buruh yang
berasal dari wilayah Jabodetabek, juga Kerawang dan Purwakarta, mulai menyebar
meninggalkan depan Istana Merdeka sambil melakukan long march ke berbagai titik
sekitar Monas dan Bundaran HI. Namun sebagian organisasi serikat buruh tetap
bertahan melakukan aksi hingga sore. Aksi May Day berlangsung damai dan
kondusif.
(Liputan
langsung aksi demo May Day di depan Istana Merdeka dan sekitar Monumen
Nasional).
Foto-foto dari berbagai media:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar