Di pusat Tripoli, ratusan orang berkumpul di Lapangan Martir, melambaikan bendera dan balon, meneriakkan slogan-slogan serta memuji para pejuang revolusi yang mereka anggap sebagai syuhada dengan mengendarai mobil melewati ibukota, memperdengarkan klakson-klakson mobil mereka.
Di Benghazi, kota timur di mana aksi revolusi dimulai, ribuan orang berbaris di
sepanjang rute yang sama dari sebuah prosesi yang diselenggarakan pada tanggal
15 Februari 2011, katalis yang memicu pecahnya revolusi dua hari kemudian.
Para pengunjuk rasa Benghazi juga memuji para martir, serta orang-orang yang hilang dan mereka yang terluka dalam konflik yang berlangsung selama lebih dari delapan bulan sampai kematian Kadhafi pada 20 Oktober 2011.
Selain di dua kota utama, perayaan juga terjadi di kota Zawia, Misurata, Sheba, Zintan, Darna, Biyda, Tubruq dan semua kota di negara itu. Pada aksi unjuk rasa di Benghazi dan Tripoli mereka menuntut pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum, menyingkirkan unsur-unsur korupsi, dan mempercepat penulisan konstitusi, keadilan dan pembangunan kembali tentara dan kepolisian.
Para pengunjuk rasa Benghazi juga memuji para martir, serta orang-orang yang hilang dan mereka yang terluka dalam konflik yang berlangsung selama lebih dari delapan bulan sampai kematian Kadhafi pada 20 Oktober 2011.
Selain di dua kota utama, perayaan juga terjadi di kota Zawia, Misurata, Sheba, Zintan, Darna, Biyda, Tubruq dan semua kota di negara itu. Pada aksi unjuk rasa di Benghazi dan Tripoli mereka menuntut pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum, menyingkirkan unsur-unsur korupsi, dan mempercepat penulisan konstitusi, keadilan dan pembangunan kembali tentara dan kepolisian.
Pemerintah telah mengambil serangkaian langkah-langkah untuk membendung upaya para
pendukung mantan rezim yang ingin
menimbulkan kekacauan di tengah kemarahan
pengunjuk rasa yang menuduh penguasa baru gagal mendorong reformasi.
Bahkan beberapa kritikus pemerintah menyerukan "revolusi baru" karena mereka mengecam kekuatan mantan milisi yang membantu mengakhiri lebih dari empat dasawarsa pemerintahan Gaddafi.
Bahkan beberapa kritikus pemerintah menyerukan "revolusi baru" karena mereka mengecam kekuatan mantan milisi yang membantu mengakhiri lebih dari empat dasawarsa pemerintahan Gaddafi.
Awalnya, perayaan dua tahun revolusi ini
diprediksi akan menimbulkan kekerasan dan kerusuhan, sehingga sebagian pihak
memilih untuk tinggal di rumah. Namun hal itu tidak terjadi di hari perayaan.
The Tripoli Post melaporkan, sebaliknya Libya
damai dan tenang
dirayakan di semua kota dengan menaikkan jutaan bendera
nasional merah, hitam dan hijau. Mereka menyanyikan lagu cinta untuk Libya dan masa depan cerah.
Bahkan pihak maskapai menghentikan penerbangan mereka ke bandara internasional Libya disebabkan khawatir terjadinya kekacauan. Kantor Luar Negeri Inggris sejak Januari sudah memberi peringatan tentang kemungkinan rusuhnya perayaan hari revolusi Libya.
Bahkan pihak maskapai menghentikan penerbangan mereka ke bandara internasional Libya disebabkan khawatir terjadinya kekacauan. Kantor Luar Negeri Inggris sejak Januari sudah memberi peringatan tentang kemungkinan rusuhnya perayaan hari revolusi Libya.
Tengah malam hari Jumat,
pemerintah Libya mengirim SMS pujian kepada rakyat Libya karena mereka telah beradab,
damai dan tidak beralih ke praktik melanggar hukum, karena secara demokratis mereka
bebas mengekspresikan tuntutan politik mereka sesuai pandangan mereka. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar